JAKARTA, radarsampit.com – Alfath Bagus Panuntun El Nur, dosen Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), sengaja mengosongkan kelas kemarin (22/8). Dia meminta semua mahasiswanya ikut meramaikan jalanan dan berpihak pada demokrasi.
’’Mahasiswaku semua, sebagai dosen politik dan pemerintahan, saya sangat menyarankan agar teman-teman mengosongkan ruang kelas pada jam aksi. Datang dan lantangkan suara kalian. Demokrasi kita tengah diacak-acak para begundal,’’ tulisnya.
Alfath diketahui datang ke depan gedung DPR, Jakarta, kemarin. Dia bergabung dengan para buruh dan gabungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi seperti Universitas Indonesia, UIN Jakarta, IPB University, UNJ, Uhamka, dan sebagainya. Mereka kompak menentang revisi UU Pilkada yang diduga untuk menjegal Putusan MK Nomor 60/PUU-XXII/2024.
Dalam orasinya, Alfath lantang meminta masyarakat tidak tercebur ke lubang yang sama seperti pilpres sebelumnya. Saat itu banyak kekotoran yang terjadi di dalamnya. Karena itu, putusan MK yang bisa memberikan peluang untuk partai-partai di luar parlemen unjuk gigi dalam pilkada harus dikawal. ’’Jangan sampai putusan MK ini dibiarkan dan kemudan dikerdilkan dan dibegal para oligarki,’’ tegasnya.
Selain mahasiswa dan buruh, siswa-siswa SMK juga tak mau ketinggalan menyampaikan suaranya. Dari pantauan, rombongan siswa SMK ini baru merapat ke depan gedung DPR/MPR saat petang. Sekitar pukul 18.00, puluhan siswa yang masih mengenakan seragam sekolah itu terlihat bergerak menuju depan gedung DPR dari arah kantor Kemenpora.
Aldi (bukan nama sebenarnya), salah seorang siswa SMK Nusantara, datang bersama kawan-kawannya. Aldi berharap suara mereka ikut didengar. Mengingat, mereka juga bagian dari anak muda Indonesia.
’’Dan tolong, para pemimpin, tolong dah otaknya digunain. Jangan main-main. Kasihan rakyat. Sudah sengsara sekali akibat ulah kalian,’’ keluhnya. (mia/c14/bay/jpg)