Airin menjelaskan, sebenarnya SK dari Partai Golkar suda turun. Tinggal menunggu B1-KWK, dan dengan kepemimpinan yang baru mudah-mudahan ada keajaiban pertolongan Allah mudah-mudahan B1-KWK pun bisa tetap di saya dan pak Ade,” lanjutnya.
Kendati demikian, apapun nantinya keputusan DPP Partai Golkar, Airin akan menerimanya dan menyikapi dengan dewasa. Sebab, politik itu dinamis.
”Saya sebagai kader partai Golkar memahami dinamika poltik yang terjadi di tingkat pusat tentunya. Terlepas dari yang sudah saya lakukan, mulai dari 2-3 tahun yang lalu penugasan, muali dari penugasan turun ke lapangan sosialisasi, bagaimana untuk bisa memenangkan pileg, dan juga tentunya di Tangerang Taya dan di tingkat kota Tangsel, saya juga adalah ketua DPD Golkar Tangsel. Sebagai ketua kesatuan perempuan partai Golkar pun juga sudah saya lakukan. Dan segala kekurangannya tentu dan juga tentu kemarin pun tentu surat penugasan untuk mencari pasangan calon wakil pun sudah saya lakukan. Alhamdulillah saya dapat pak Ade dari PDIP,” ungkapnya.
Airin mengaskan, sampai saat ini dirinya masih menjadi kader Golkar. Tentunya dia berharap apapun itu ke depan dia akan tetap menjadi kader Golkar.
”Bagi saya poltik adalah sebuah tools untuk bisa kita memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Doakan saya tetap menjadi seorang politisi yang memiliki prinsip, memberikan kebermanfaatan kepada masyarakat,” ujarnya.
Airin berharap, meskipun dengan dinamika yang sangat luar biasa, rumah yang dia tempati selama ini yakni Partai Golkar bisa memahami keputusan yang diambilnya.
Sebab, sejak dua tahun yang lalu bahkan lebih, Partai Golkar menugaskan dirinya dengan surat tugas untuk sosialisasi kepada masyarakat sudah banyak relawan yang mendukung dan membantunya.
”Sehingga perolehan sosialisasi terhadap masyarakat bisa dilihat dari hasil survey. Saya pun juga beruntung punya relawan, punya jaringan, punya masyarakat yang membantu saya karena angka 70 persen sosialisasi atau hasil survey itu kan bukan kerja saya sendiri,” tuturnya.