Dua Kehidupan Baru di Tengah Banjir Kobar

lahir saat mengungsi
BARU LAHIR: Ketua TP PKK Provinsi Kalteng Ivo Sugianto Sabran menggendong salah satu bayi di pengungsian. (PUSPA KOBAR UNTUK RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Bencana yang melanda Kabupaten Kotawaringin Barat, memaksa dua orang ibu yang tengah hamil harus melahirkan di tengah banjir. Kehidupan baru itu ikut menjadi korban terdampak bencana yang disebut-sebut terparah sepanjang sejarah Kobar tersebut.

Dua bayi yang baru lahir itu harus tinggal di lokasi pengungsian. Keduanya baru berusia empat dan lima hari.

Bacaan Lainnya

Lurah Baru Yuningtyaswati Pratiwi mengatakan, di antara ribuan pengungsi, ada dua keluarga yang tengah berbahagia. Pasalnya, dua ibu hamil melahirkan anaknya secara normal dan sekarang tinggal di pengungsian.

”Dua warga kami melahirkan secara normal. Sebelum melahirkan sudah tinggal di pengungsian dan saat melahirkan dirujuk ke rumah sakit,” kata Yuning.

Seteleh dinyatakan sehat, kedua ibu itu kembali ke lokasi pengungsian di Puskesmas Natai Pelingkau. Tentunya dengan kondisi seadanya, karena rumahnya sudah terendam banjir.

Baca Juga :  Jalan Kapten Mulyono Makin Sengsara karena Angkutan Berat Melintas Hampir Setiap Menit

”Masing-masing bayi tersebut baru berusia lima dan empat hari. Kami juga awasi di pengungsian, baik ibu dan bayinya,” ujarnya.

Atni, ibu muda yang baru melahirkan mengatakan, dirinya melahirkan anak pertamanya setelah mengungsi empat hari. Karena tidak ada bidan, dia sempat dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan secara normal.

”Sabtu (22/10) malam itu terasa mules dan dibawa ke rumah sakit untuk proses melahirkan. Setelah dua hari bisa pulang dan kembali ke pengungsian di bangunan lama Puskesmas Natai Pelingkau,” kata Atni.

Meski di pengungsian, dia tetap bersyukur anaknya bisa lahir dengan selamat dan sehat. ”Banjir di rumah kondisinya sudah sedada. Mengungsi jadi pilihan satu-satunya, karena rumah keluarga juga kebanjiran. Saya, suami, dan mertua tinggal di pengungsian,” ujarnya.

Dia mengaku belum memberikan nama untuk anaknya. Dia berencana, setelah banjir berlalu, baru membuat acara sekaligus pemberian nama. Dirinya bersama suami telah menyiapkan nama untuk buah hatinya tersebut. (rin/sla)



Pos terkait