PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Dua pelajar Desa Simpang Berambai, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, nyaris tewas kesetrum aliran listrik bertegangan tinggi, Kamis (21/9/2023) petang. Keduanya mencoba mengambil layangan yang tersangkut di kabel listrik PLN dengan caranya sendiri.
Bukan meminta pertolongan kepada ahlinya, korban ternyata nekat mengambil layangan menggunakan egrek untuk panen kelapa sawit. Padahal, egrek dan juga batang pegangannya terbuat dari logam, konduktor yang dapat mengalirkan listrik.
Listrik sempat padam di sejumlah desa sekitar lokasi kejadian. Meski kesetrum, korban selamat dan dilarikan ke unit layanan kesehatan terdekat.
Informasi dihimpun, kedua korban mengalami sejumlah luka bakar. Salah satu korban awalnya berinisiatif mengambil layang-layang yang tersangkut di kabel PLN. Korban saat itu bertindak sebagai pemegang egrek, satu korban lainnya memegangi tubuh rekannya.
”Satunya mengalami luka bakar di tangan, punggung, dan kaki. Setelah kejadian dibawa ke Puskesmas Karang Mulya. Sedangkan korban satunya dibawa ke Puskesmas Semanggang, mengalami lecet akibat luka bakar di kedua kaki,” kata salah seorang warga Simpang Berambai yang dihubungi Radar Sampit, tadi malam.
Petugas UGD Puskesmas Semanggang mengungkapkan, rencananya satu korban akan dirujuk ke RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun. ”Memang luka yang nampak di luar tidak terlalu parah, namun untuk pengecekan dan juga perawatan lebih intensif, perlu dirujuk ke Pangkalan Bun,” terangnya.
Hal serupa diungkapkan petugas Puskesmas Karang Mulya, Hilda. Menurutnya, korban dirujuk ke RSUD Sultan Imanudin untuk mendapatkan perawatan intensif. ”Korban dirujuk ke Pangkalan Bun didampingi petugas Pustu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Simpang Berambai Heri Sudarmanto mengatakan, pihaknya telah menugaskan perangkat desa untuk memantau kondisi para korban.
Selain itu, lanjut Heri, sebenarnya imbauan agar warga tidak bermain layang-layang mendekati jalur PLN telah diberikan. Namun, ada beberapa di antaranya justru meremehkan.