Dua SMP Negeri di Sampit Mulai Larang Pelajarnya Bawa Hp ke Sekolah

handphone
Ilustrasi Handphone

SAMPIT, radarsampit.com – SMP Negeri 1 Sampit akan mengaktifkan penggunaan tablet inventaris sekolah. Hal itu dilakukan sebagai upaya mengurangi penyalahgunaan handphone. Pelajar tidak diperbolehkan lagi membawa handphone ke sekolah.

“Sebelumnya, boleh membawa handphone, tetapi dikumpulkan selama jam pelajaran dan diberikan ketika pulang sekolah. Setelah kami perhatikan dari hasil penilaian kami, setelah pulang sekolah anak-anak langsung memainkan HP. Rencananya mulai semester depan, seluruh pelajar SMPN 1 Sampit tidak diperbolehkan membawa handphone ke sekolah,” kata Kepala SMP Negeri 1 Sampit Suyoso, Senin (21/4).

Bacaan Lainnya

Dalam jangka pendek, apabila siswa siswi memerlukan handphone akan diantar oleh orang tua dan diambil setelah selesai jam pelajaran di sekolah. Di sisi lain, Suyoso mengakui penerapan membawa handphone ke sekolah lalu dititipkan ke guru yang bertugas menuai kendala saat wali kelas cuti.

Baca Juga :  Maunya Foya-foya Setelah Beraksi, Maling Ponsel Ini Akhirnya Diringkus Polisi

Saat dititipkan ke guru yang sedang bertugas mengajar, pengambilan handphone terkendala. Ada siswa yang memiliki dua handphone, ada masa jeda sebelum dan sesudah dititip yang berkesempatan membuat siswa bermain handphone dan setelah pulang sekolah  siswa tidak langsung pulang, ada yang menunggu jemputan bisa memainkan handphone.

Mengingat fenomena terjadinya penyalahgunaan gawai oleh siswa penerapan peraturan ini siap untuk ditindaklanjuti dan didukung oleh pihak sekolah.

“Sebagai solusinya, pelajar tidak boleh bawa HP tetapi kami akan aktifkan penggunaan tablet inventaris sekolah yang tidak mengakses ke media sosial sebaiknya diberdayakan sesuai dengan kepentingan atau program yang memerlukan akses digital, sehingga pembelajaran di sekolah dapat berjalan efektif dan efisien,” ujarnya.

Sementara itu, bagi sekolah yang belum memiliki akses tablet pemberdayaan ponsel sebaiknya dilakukan secara khusus terpantau, misalnya pada waktu pembelajaran digital saja setelah selesai digunakan langsung dikumpulkan dan pada waktu assessment atau penilaian yang dilakukan secara digital.

“Ada dua alternatif kebijakan aturan, dengan demikian siswa tetap mendapatkan kesempatan dibimbing dan dibina menggunakan ponsel dengan bijak bukan hanya untuk bermain-main atau melaksanakan aktivitas yang tidak produktif,” ujarnya.



Pos terkait