SAMPIT – Banjir yang merendam Desa Sudan, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, tergolong parah. Bencana tersebut juga membuat kesehatan warga terdampak bencana mulai bermasalah.
”Air menggenang sejak Kamis minggu lalu. Sampai sekarang air masih bertahan di kisaran 30-150 cm dari permukaan tanah. Sempat turun 15 cm, terus hujan lagi. Warga juga sudah mulai ada yang sakit diare, gatal-gatal, dan demam, karena keseringan berjalan di air,” kata Fazlan Noor, Kades Sudan, Kamis (18/11).
Dari total penduduk 1.120 jiwa dan 305 KK, terdapat 1.108 jiwa dengan 298 KK terdampak banjir. Sebanyak 7 KK lainnya terdata bukan warga Sudan, namun bermukim di desa itu. Sebanyak 52 warga tergolong lanjut usia dan 84 balita.
”Kami kekurangan obat-obatan. Juga memerlukan dapur umum, tenda, selimut, kekurangan air bersih, dan air minum. Sumur bor tak jalan karena tenggelam. Sampai saat ini warga ada yang naik ke bukit, tidur di rumah tetangga. Ada yang mengungsi di bangunan SD yang lokasinya lebih tinggi, termasuk saya mengungsi di langgar,” katanya.
”Untuk konsumsi, kami memerlukan makanan siap saji dan sembilan bahan pokok, makanan bayi, pampers, dan makanan untuk ibu hamil,” tambahnya.
Selain itu, fasilitas umum yang terendam banjir terdiri dari rumah ibadah tiga unit, PAUD, bangunan posyandu, polindes, perpustakaan, kantor desa, aula desa, tiga sandung, dan pasar. ”Nyaris semua warga terdampak banjir. Warga tak bisa bekerja dan hanya sepuluh persen saja yang bekerja,” ujarnya.
Untuk jaringan listrik, lanjutnya, masih berfungsi normal. Namun, komunikasi jaringan internet belum stabil. Akses jalan masih dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat dengan berhati-hati.
Pihaknya telah ada menerima bantuan dari pihak swasta berupa beras dan paket bahan pokok. ”Rata-rata membantu beras dan mi. Itu sudah dibagikan ke warga. Satu KK dapat bantuan beras 10 kg dan mi 12 bungkus,” ujarnya.
Pihaknya telah melaporkan hal itu ke sejumlah pihak terkait, khususnya BPBD Kotim. Dia berharap kebutuhan penting yang dihadapi Desa Sudan segera disalurkan. ”Kami sudah menginfokan situasi dan kondisi banjir di Desa Sudan, tetapi bantuan belum diberikan. Saya tidak bisa mengharapkan bantuan yang tidak juga datang, makanya saya koordinasi ke Inspektorat untuk meminta saran, apakah bisa dana desa digunakan untuk banjir. Kalau bisa, saya rencana siapkan Rp 35 juta. Setiap paket senilai Rp 100 ribu,” katanya.