JAKARTA, radarsampit.com – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyoroti kinerja Pemerintah Provinsi Maluku dan Kota Palangka Raya. Kedua daerah itu memiliki angka inflasi paling buruk dibanding daerah lain.
Di level provinsi, inflasi Maluku pada November 2022 sebesar 6,65 persen menjadi yang tertinggi. Sementara di level kabupaten/kota, Palangka Raya terburuk dengan angka 7,33 persen.
Tito mengatakan, inflasi di Maluku kurang tertangani. Dia berharap, pemda bisa mengambil kebijakan strategis. Dari pantauannya, ada tiga sektor yang menyumbang inflasi di Maluku. Yakni harga tiket penerbangan, bahan bakar kapal nelayan hingga kenaikan harga tempe.
Dia meminta, pemda mencari solusi untuk menurunkan harga. Misalnya, memberi subsidi BBM kepada nelayan. ’’Agak ironis mungkin Maluku penghasil ikan, tapi ada beberapa jenis ikan yang justru naik harganya,’’ kata Mendagri dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah di Jakarta, kemarin (19/12).
Teguran senada juga disampaikan kepada Wali Kota Palangka Raya. Dari hasil data BPS, tingginya inflasi di kota tersebut disebabkan mahalnya ongkos angkutan udara. Kemudian, juga naiknya beberapa komoditas seperti beras mayang, cabai, bawang merah, hingga rokok kretek.
Tito meminta Wali Kota untuk mengambil tindakan. Khususnya terhadap kenaikan bahan pokok. ’’Lakukan operasi pasar, termasuk sidak sembako,’’ ujarnya. (far/bay/jpg)