Efek Berantai Penutupan Galian C, Harga Pasir Mencekik, Sopir Truk Menganggur

Penutupan usaha galian C di Kabupaten Kotawaringin Timur memukul roda perekonomian
BAHAS GALIAN C: Gabungan Sopir Material Kalimantan (Gasmetik), pengusaha galian C, dan persatuan sopir (persop) bermusyawarah di Sampit, Sabtu (4/12) siang. (HENY/RADAR SAMPIT)

Selama proses perizinan yang memakan waktu lama, Audy juga meminta bupati dan forkopimda memberikan kebijakan khusus agar pengusaha galian C tetap bisa beraktivitas.

Penjelasan Audy diamini oleh pengusaha galian C Mulyadi. Dia mengaku siap membuka lahan seluas 14 hektare di Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 14, namun terkendala pengurusan izin. ”Kami minta pemkab bantu kami, bagaimana caranya mengurus izin. Jangan dibiarkan terkatung katung seperti ini,” ujar Mulyadi.

Bacaan Lainnya

Misnaji menambahkan, sejak ditertibkannya usaha galian C oleh aparat kepolisian, ribuan unit truk di Kotim menghentikan aktivitas.

“Sudah 25 hari ini ribuan sopir truk menganggur enggak bisa kerja. Semua sopir dari Bangkal, Pelantaran, Samuda, Parenggean dan Sampit enggak bisa kerja,” kata Misnaji.

“Selama enggak kerja, ya nongkrong saja. Yang dikhawatirkan bayar kredit rumah macet, bayar mobil macet, biaya anak sekolah menunggak.  Hutang di warung kopi saja sudah Rp 100 ribu,” kata Misnaji.

Baca Juga :  Kasus Galian C Ilegal, Polisi Bakal Tetapkan Tersangka

Anggota Persop Kotim Sumarno menuturkan, persoalan ini berdampak terhadap nasib keluarga sopir.  “Tidak hanya pembangunan yang terhambat, kami kelaparan karena kehilangan mata pencaharian,” kata Sumarno.

Sumarno berharap persoalan seperti ini terulang lagi. Dia minta pemda bisa memberikan rekomendasi untuk pengusaha galian C agar bisa tetap bekerja.  ”Kalau sampai 10 hari lagi enggak kerja, rumah saya sudah gelap gulita, enggak sanggup bayar pulsa listrik,” kata Sumarno. (hgn/yit)



Pos terkait