PANGKALAN BUN – Salah seorang pekerja panen buah kelapa sawit di perkebunan kelapa sawit milik masyarakat di kawasan Translik Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, harus dilarikan ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
Warga Pasir Panjang yang belum diketahui identitasnya tersebut bermandikan darah, karena pisau berbentuk bulan sabit yang digunakan untuk memotong tandan buah segar kelapa sawit (Egrek) patah dan menancap di bahu sebelah kanan yang hanya berjarak beberapa centimeter dari lehernya.
Mendapati rekannya mengalami kecelakaan kerja, salah seorang rekannya kemudian mencabut egrek tersebut, namun langkah tersebut berakibat fatal karena justru terjadi pendarahan hebat dari lukanya.
Karena khawatir dengan kondisi rekannya yang semakin melemah akibat kehilangan banyak darah, kemudian mereka menghubungi Palang Merah Indonesia (PMI) Kobar untuk meminta pertolongan guna mengevakuasi rekan mereka ke rumah sakit.
“Waktu itu korban sedang panen sawit, namun ketika turun hujan egrek yang digunakannya patah dan menancap di bahunya, kemudian menghubungi PMI dan kami langsung ke lokasi kejadian,” kata anggota PMI Kobar, Indra Alfian, Sabtu (11/12).
Ia menjelaskan dari jalan menuju lokasi kejadian berjarak sekitar 2 kilometer, dan ketika mereka tiba egrek tersebut sudah dilepas dan diduga mengenai pembuluh darahnya sehingga terjadi pendarahan hebat.
Saat dievakuasi dengan tandu menuju mobil dan dalam perjalan ke rumah sakit, kondisi korban semakin melemah akibat kehilangan banyak darah, namun ia berupaya agar korban tidak pingsan dan mengajaknya untuk ngobrol.
“Karena posisi korban kehilangan banyak darah jadi terus kita ajak ngobrol supaya korban terus sadar, dan saat ini sudah mendapat penanganan di rumah sakit,” pungkasnya. (tyo/sla)