SAMPIT, radarsampit.com – Hari Sumpah Pemuda menjadi berkah tersendiri bagi beberapa warga binaan masyarakat (WBP) Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Sampit. Ada yang bebas, ada pula yang cuti bersyarat. Sabtu (28/10), tujuh orang WBP Lapas Kelas IIB Sampit menghirup udara bebas. Dari tujuh orang WBP tersebut, enam orang mendapatkan program cuti bersyarat (CB) dan satu orang bebas murni.
“Ada enam orang yang bebas bersyarat, selanjutnya kami serahkan kepada Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas IIB Sampit untuk mendapatkan pembimbingan dan pengawasan saat menjalani program cuti bersyarat,” terang Kepala Lapas Kelas IIB Sampit Meldy Putera.
Meldy menerangkan, cuti bersyarat merupakan salah satu hak integrasi bagi WBP, namun dengan syarat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Cuti bersyarat merupakan salah satu upaya pemasyarakatan dalam mengintegrasikan para WBP ke masyarakat sebelum tiba saatnya nanti dinyatakan habis menjalani pidana. “Saya harap mereka tidak lagi mengulangi tindak pidana dan saya doakan semoga mereka bisa sukses semuanya,” harapnya.
Dia menjelaskan, peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 95 menjadi momentum untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta Tanah Air. Seluruh pegawai dan warga binaan melaksanakan upacara bendera Sabtu (28/10/2023). “Mari kita jadikan peringatan Hari Sumpah Pemuda ini untuk semakin meningkatkan jiwa persatuan, kesatuan nasionalisme, serta cinta tanah air,” ujar Meldy Putera.
Meldy Putera yang baru melakukan serah terima jabatan (Sertijab) sebagai Kalapas Sampit menggantikan Agung Supriyanto pada Sabtu (21/10) lalu bertindak sebagai inspektur upacara. Dia memimpin jalannya upacara sekaligus membacakan sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Ario Bimo Nandito Ariotedjo pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke 95 yang mengambil tema Bersama Majukan Indonesia.
Setiap 28 Oktober, Indonesia selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda. Momentum tersebut mengingatkan bangsa Indonesia terhadap sejarah pemuda yang berhasil menebar semangat jiwa patriotisme sekaligus menyatukan visi kebangsaan dalam Sumpah Pemuda 1928, yang melahirkan sebuah komitmen kebangsaan yaitu bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.