SAMPIT, radarsampit.com – Fadlian Noor tidak menyangka harus hidup di balik jeruji besi. Dia mendekam di tahanan selama delapan bulan satu hari, terhitung sejak 17 November 2023 hingga 17 Juli 2024.
”Saya tidak menyangka ini bagian dari perjalanan hidup saya, ditahan selama delapan bulan satu hari. Saya hidup bersama orang dengan berbagai macam kasus di dalam sel tahanan,” kata mantan Kepala Dinas Perhubungan Kotawaringin Timur ini.
Kejadian yang menimpanya adalah bagian dari sejarah hidup yang tidak pernah dilupakannya. “Dengan kejadian ini saya lebih dewasa. Kita tidak tahu perjalanan hidup, saya tidak menyangka masuk penjara,” kata Fadlian.
Pada November tahun lalu, dia diperiksa oleh penyidik Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kotim.
Usai diperiksa, kala itu sore menjelang malam, dia harus mengenakan rompi tahanan dan diboyong masuk dalam mobil tahanan jaksa, lalu tidur di balik jeruji besi.
“Saya masuk di rutan Sampit dan di Palangka Raya. Saya juga tidak pernah terbayang bisa bergaul dengan banyak orang dan kasusnya macam-macam. Bahkan sampai tahanan kasus lendir dari Sampit. Ternyata di Sampit ini banyak kasus seperti itu,” kata Fadlian Noor.
Tidak lama di Lapas Kelas IIB Sampit, dia kemudian dibawa ke Rutan Palangka Raya sembari mengikuti proses persidangan di Pengadilan Tipikor.
Fadlian Noor berkeyakinan bahwa keadilan masih ada untuk dirinya. “Kekuatan doa itu luar biasa,” kata dia.
Pada 17 Juli 2024, keadilan masih berpihak kepada dirinya. Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Palangka Raya memutuskan bahwa Fadlian Noor bebas dari tuntutan jaksa.
Dia kembali merunut masalah yang menjeratnya. Fadlian Noor menduga ada pihak yang sengaja berupaya untuk menjebloskan dirinya ke jeruji besi.
Jika jaksa penuntut umum mengajukan kasasi atas putusan bebas itu, dia berharap Mahkamah Agung bisa menguatkan putusan Pengadilan Tipikor Palangka Raya.
Bagaimanapun dia masih belum sepenuhnya bebas lantaran kasus ini masih ada satu tahapan lagi. “Dengan kasus ini hilang kesempatan saya untuk mencaleg DPR RI dari Gerindra,” katanya. (ang/yit)