Flu dan Demam Jangkiti Warga Kotim, Ini Sebabnya

40 Persen Pasien Positif Covid-19

ILUSTRASI-COVID
Ilustrasi. (net)

SAMPIT – Sebulan terakhir tren sakit flu, batuk, dan demam menjangkiti masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Meskipun gejala mirip seperti Covid-19, tak semua masyarakat melakukan uji tes swab. Sebagian memilih berobat ke dokter dan beristirahat di rumah.

Neneng (57), warga asal Kecamatan Baamang, misalnya, belum lama ini mengalami batuk, flu, disertai demam selama sekitar sepekan. Dia memilih menyembuhkan diri dengan meminum obat batuk dan obat penurun panas yang dijual di Apotek.

Bacaan Lainnya

”Beli obat yang dijual di pasaran saja. Alhamdulillah setelah seminggu badan kembali sehat. Kalau periksa tes swab, khawatir hasilnya positif, malah bikin panik,” ujar Neneng.

Selama masa penyembuhan, Neneng memilih mengonsumsi rempah-rempah, makan teratur diselingi obat. ”Minum obat saja, sama mengolah ramuan rempah jahe hangat dan pijat ke tukang urut,” katanya.

Baca Juga :  Kesadaran Prokes Masih Rendah

Terpisah, Penanggung Jawab Ruang Laboratorium PCR Biosafety Level II (BSL II) yang bertugas di RSUD dr Murjani Sampit Ikhwan Setiabudi mengatakan, tren penyakit seperti flu, batuk, demam bisa disebabkan faktor perubahan cuaca. Belum bisa dipastikan hanya flu biasa atau karena Covid-19.

”Sakit seperti flu, batuk, dan demam umum dialami setiap orang. Penyebabnya bisa karena perubahan cuaca dan saya belum bisa memastikan apakah itu flu biasa atau Covid-19. Karena, untuk mengetahuinya harus ditenggakan melalui pemeriksaan screening SARS-CoV 2, baik dengan pemeriksaan tes swab antigen ataupun PCR,” kata Ikhwan.

Ikhwan mengatakan, selama awal 2022, berdasarkan hasil pemeriksaan pasien yang melakukan uji tes swab PCR, rata-rata pemeriksaan 50 pasien per hari menunjukkan sekitar 40 persen di antaranya terkonfirmasi positif Covid-19.

”Dari jumlah pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium PCR ada sekitar 20-40 persen pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus ini varian Omicron atau bukan belum dapat dipastikan, tetapi melihat dari gejalanya kemungkinan sudah mengarah ke varian Omicron,” tandasnya. (hgn/ign)



Pos terkait