Gaji ASN Dipastikan Naik Bertahap

ILUSTRASI GAJI
Ilustrasi gaji (net)

JAKARTA, radarsampit.com – Jumat (16/8/2024) merupakan pidato kenegaraan serta pengantar rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) terakhir dari Presiden Joko Widodo.

Pada kesempatan itu, dia pamer capaian selama 10 tahun pemerintahannya sekaligus menyerahkan kepemimpinan selanjutnya kepada presiden terpilih Prabowo Subianto.

Bacaan Lainnya

Mengenakan baju adat Betawi, dia memuji DPR yang telah bekerja sama dengan baik. Termasuk dalam merumuskan RAPBN 2025 yang merupakan transisi dengan pemerintahan setelahnya. Dia juga menyoroti selesainya sejumlah undang-undang yang strategis.

”Seperti UU Ibu Kota Negara, UU Daerah Khusus Jakarta, UU Informasi dan Transaksi Elektronik, serta UU Kesejahteraan Ibu dan Anak,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengapresiasi Mahkamah Konstitusi (MK). Sebab, MK telah menangani lebih dari 202 perkara pengujian UU dan mengadili sengketa pemilu. ”Serta Mahkamah Agung yang menguatkan keadilan restoratif,” ujarnya di sidang tahunan MPR serta sidang bersama DPR dan DPD di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.

Baca Juga :  Kembali Kampanye, Prabowo Temui Relawan di Bengkulu

Jokowi juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Termasuk kepada mereka yang kecewa karena harapannya belum terpenuhi.

”Ini adalah yang terbaik yang bisa kami upayakan bagi rakyat Indonesia,” tuturnya merujuk kepada duet kepemimpinan dirinya dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Pada siang harinya, Jokowi menyampaikan pidato pengantar RAPBN 2025. Pada kesempatan ini, dia mengenakan baju nasional. Dalam pidatonya, dia menekankan pentingnya peran APBN untuk memperkuat lompatan kemajuan Indonesia. APBN, lanjutnya, harus digunakan untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah.

”Yaitu, memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan membuka lebih banyak lapangan kerja,” ujarnya.

Jokowi menjelaskan, RAPBN 2025 disusun dengan berbagai asumsi dasar, termasuk inflasi yang dijaga pada kisaran 2,5 persen dan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan mencapai 5,2 persen. Dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang stagnan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih bergantung pada permintaan domestik.



Pos terkait