GAWAT! Ada 10 Juta Gen Z yang Menganggur

bps
Menaker Ida Fauziah menawarkan sejumlah solusi untuk mengatasi permasalahan 10 juta Gen Z menganggur./ Dok Kemenker

Radarsampit.com – Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini merilis sebuah data yang memprihatinkan, dimana sekitar 10 juta generasi muda dengan rentang usia 15-24 tahun atau dikategorikan dalam Gen Z sedang tidak memiliki pekerjaan atau menganggur.

Mereka sampai-sampai dikategorikan sebagai Not in Employment, Education, and Training (NEET) yang dicatat dari tahun 2019 hingga 2023.

Bacaan Lainnya

Generasi muda yang dikategorikan dalam NEET antara lain termasuk pada usia angkatan kerja tetapi menganggur, anak muda yang tidak sedang bersekolah/pelatihan, serta bukan angkatan kerja (hanya mengurus rumah tangga).

Jika dirata-rata, sejak tahun 2019 prosentase anak muda yang bekerja adalah di kisaran 40 persen. Rinciannya, pada 2019 anak muda yang bekerja hanya 39,3 persen, selanjutnya tahun 2020 (38,6 persen), 2021 (38,0 persen), 2022 (38,4 persen) dan tahun 2023 (40,2 persen).

Sementara itu, angka anak muda yang tidak bersekolah rata-rata juga cukup meningkat. Pada tahun 2019 angkanya mencapai 35,8 persen, kemudian 2020 (34,4 persen), 2021 (32,8 persen), 2022 (35 persen) dan 2023 meningkat menjadi 35,5 persen.

Baca Juga :  Siap - Siap! HET Beras Bakal Naik Bulan Depan

Begitu juga dengan kaum NEET yang tidak bekerja dan juga tidak bersekolah atau tidak sedang dalam pelatihan pada 2019 capai 21,8 persen, 2020 (24,3 persen) yang menjadi angka tertinggi NEET sepanjang lima tahun terakhir, 2021 (22,4 persen), 2022 (23,2 persen) dan tahun 2023 menjadi 22,3 persen.

Ternyata prosentase tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Secara global, kaum NEET rata-rata di dunia mencapai 21,6 persen. Sedangkan kaum NEET di Indonesia sedikit lebih tinggi, yaitu 22,3 persen.

BPS juga membeberkan sejumlah penyebab tingginya kaum NEET di Indonesia, antara lain antara pendidikan dengan lapangan kerja dan kebutuhan industri tidak sesuai, namun para Gen Z malah minim mendapatkan atau mengakses pelatihan kerja.

Selain itu, adanya “diskriminasi” dalam kesempatan kerja juga turut menjadi penyebab Gen Z banyak yang menganggur. Misalnya lebih memilih laki-laki sebagai karyawan, kecilnya kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas, serta pekerja yang minim pengalaman jarang dipilih.



Pos terkait