”Kebetulan saya sebelumnya adalah wakil wali kota dan Mas Nawawi anggota dewan. Jadi, sudah terbiasa komunikasi dengan masyarakat,’’ jelas Adi kepada Jawa Pos Radar Bromo.
Gerakan Dukung Kotak Kosong
Tantangan besar lain bagi para calon tunggal adalah gerakan yang terang-terangan mendukung kotak kosong. Di Brebes, Jawa Tengah, misalnya, yang memandegani bahkan bukan hanya mereka yang gagal nyalon.
Benny Santoso, seorang pengusaha bawang merah, hasil bumi andalan Brebes, misalnya. ”Kalau satu calon itu bukan pemilihan, tapi penunjukan,” dalihnya tentang kenapa mendukung kotak kosong kepada Radar Tegal.
Mereka yang gagal mendaftar pilbup Brebes karena jatah rekomendasi sudah diborong bakal calon tunggal Paramitha Widya Kusuma-Wurja juga mulai menyosialisasikan gerakan mendukung kotak kosong. Asrofi, salah seorang konseptor, mengaku bahwa dirinya dan para relawan lain akan membentuk sebuah wadah.
Wadah tersebut semacam tim pemenangan, mulai tingkat kabupaten sampai tingkat desa. Edukasi sahnya memilih kolom kosong, juga mempersiapkan saksi, bakal pula dilakukan.
”Tidak ada tendensi pribadi, tidak ada intrik pribadi, tidak ada sakit hati. Ini demi menegakkan demokrasi di Brebes,” kata Asrofi yang termasuk akan mendanai tim tersebut.
Misi yang terdengar mulia itu, baik di Brebes maupun di berbagai daerah lain dengan calon tunggal, tentu masih perlu digeledah lagi. Yang pasti, itu membuat beban para calon tunggal kian tidak ringan.
Tapi, barangkali di situ letak keindahan demokrasi. Kotak kosong setidaknya mengingatkan siapa saja bahwa kekuasaan tertinggi tetap di tangan rakyat, bukan di tangan partai-partai yang kerap tak menyuarakan aspirasi orang-orang yang mereka wakili. (omy/yog/ kwl/riz/fid/c6/ttg)