Kepala Puskesmas Baamang II dr Desliana Eka Maulitita menyampaikan bahwa bantuan dari BRI akan didistribusikan ke sejumlah posyandu. Bantuan didistribusikan tidak hanya kepada balita stunting, tapi juga balita kurus, berat badan kurang, dan balita dengan gizi kurang.
”Data terbaru yang kami curigai stunting ada 115 kasus, sebagian sudah dirujuk ke dokter spesialis dan diberi penanganan khusus,” ujarnya.
Desliana menyampaikan bahwa masalah gizi pada balita, termasuk stunting, masih menjadi tantangan besar dalam sektor kesehatan masyarakat. Stunting tidak hanya berdampak pada terhambatnya pertumbuhan fisik, tetapi juga memengaruhi perkembangan kognitif, motorik, dan meningkatkan risiko gangguan metabolik di masa dewasa.
”Ada banyak faktor penyebab terjadinya stunting, diantaranya faktor ekonomi dan pola hidup yang salah. Jadi tidak melulu karena faktor kemiskinan. Ada juga warga dari sisi ekonomi bagus, tapi anaknya mengalami stunting. Ini disebabkan pola hidup yang salah, faktor ketidaktahuan,” jelasnya.
Desliana juga berterima kasih kepada BRI yang telah berkontribusi dalam program pencegahan stunting. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang sedang bermasalah dengan gizi. (yit)