Sebulan setelah penimbunan agregat, belasan pegawai lapangan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PUPRPRKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) melanjutkan pengaspalan Jalan Bangkirai II dan Putir Busu di Sampit.
HENY, Sampit | radarsampit.com
Matahari belum begitu tinggi ketika 15 pekerja menggarap ruas Jalan Bangkirai II, Sampit, Rabu (27/12/2023). Tiga alat berat dikerahkan untuk membantu proses pengaspalan jalan.
Pengawas Teknis Jalan dan Jembatan Dinas PUPRPRKP Kotim Suhardiyono mengatakan, pengaspalan mulai dikerjakan di Jalan Bangkirai II sepanjang 133 meter, dengan lebar 4,6 meter. Adapun material aspal yang diperlukan sebanyak 63 ton. ”Pengaspalan juga dikerjakan di Jalan Bangkirai I pada bagian spot-spot tertentu yang mengalami kerusakan. Pekerjaan dimulai pagi, setelah itu selesai. Siangnya lanjut pengaspalan di Jalan Putir Busu sepanjang 270 meter, lebar 4 meter dengan kebutuhan material sebanyak 95 ton,” kata Suhardiyono.
Suhardiyono menuturkan, pengaspalan masih akan terus berlanjut di Jalan Nyai Balau sepanjang 270 meter, dengan lebar 2,7 meter. Aspal yang diperlukan sekitar 65 ton. Selanjutnya di Jalan Perca sepanjang 300 meter, dengan lebar 4 meter dan kebutuhan aspal 110 ton. ”Jalan Perca ini tambahan usulan yang sebelumnya sudah ditimbun agregat sekitar dua minggu yang lalu. Rencananya pengaspalan Jalan Nyai Balau dan Jalan Perca dilanjutkan besok (hari ini, Red),” katanya.
Perbaikan Jalan Bangkirai II, Jalan SPG, Putir Busu, Nyai Balau, dan Perca merupakan usulan dari masyarakat saat Bupati Kotim Halikinnor melakukan peninjauan pada Jumat (24/11/2023) lalu.
Empat hari setelahnya, perbaikan mulai dikerjakan. Dimulai dengan penimbunan agregat di Jalan SPG dan Bangkirai II pada Selasa (28/11/2023). Pekerjaan kemudian dilanjutkan Rabu (29/11/2023) mulai pagi hingga menjelang magrib di Jalan Putir Busu dan Nyai Balau.
Penimbunan agregat dibantu menggunakan dua alat berat berupa road grader untuk meratakan permukaan tanah dan alat berat wales stoom untuk memadatkan material agregat yang sudah diratakan. Alat berat tersebut dikemudikan dua operator, satu pengawas lapangan, dan dua tenaga pembantu.