SAMPIT, radarsampit.com – Pasangan petahana Pilkada Kotim, Halikinnor-Irawati (Harati) unjuk kekuatan di hari pendaftaran. Sebelum menyerahkan berkas pendaftaran ke KPU Kotim, keduanya menggelar deklarasi di Taman Kota Sampit.
Deklarasi dengan menggaungkan Harati Jilid II itu dihadiri ribuan masyarakat yang kompak menggunakan pakaian bertema merah sebagai bentuk dukungan untuk petahana.
Kegiatan itu juga dihadiri petinggi partai pengusung, diantaranya PDIP, Demokrat, Nasdem, Perindo, PPP, dan PKB.
Ketua DPC Demokrat Kotim Jhon Krisli mengatakan, alasan pihaknya mengusung Harati karena instruksi langsung dari DPP Partai Demokrat.
”Kita sadari pada periode sekarang pasangan Harati masih belum maksimal melakukan pembangunan. Hal itu karena anggaran kita terbatas akibat Covid-19. Yang kedua kita masih punya utang saat itu di tahun kepemimpinan bupati yang lama yang ditanggung,” ujar Jhon.
Maka, lanjutnya, pembangunan saat itu tidak maksimal, sehingga diharapkan di periode kedua, 2025-2030, Harati Jilid II bisa memaksimalkan pembangunan.
“Banyak hal yang perlu menjadi perhatian ke depan yang perlu kita bangun, di antaranya infrastruktur di semua dapil, baik di kota maupun pelosok. Harapan kita, program yang belum terselesaikan, pada periode kedua ini bisa selesai,” ucapnya.
Sementara itu, dari taman kota, pasangan petahana mendaftar ke KPU Kotim diantar ratusan pendukungnya. Lebih banyak dibandingkan pendukung bapaslon lain. Keduanya kompak mengenakan pakaian khas daerah berwarna merah, lengkap dengan lawung yang dikenakan di kepala.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada parpol pengusung, dimana hari ini kami resmi mendaftar sebagai bakal calon bupati dan wakil bupati Pilkada 2024. Hasil dari pemeriksaan KPU Kotim semua berkas lengkap dan kami siap maju pada kontestasi Pilkada 2024,” kata Halikinnor.
Terkait cuti masa jabatan sebagai bupati dan wakil bupati Kotim, Halikinnor menegaskan akan mengikuti ketentuan sesuai aturan yang berlaku.
Ditanya soal dirinya yang sempat disandingkan dengan Suprianti Rambat, Halikinnor menyebut hal tersebut bagian dari seni berpolitik. ”Itulah seninya berpolitik,” kata singkat Halikinnor seraya tertawa lepas. (ang/hgn/ign)
