PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah (Kalteng), Eko Marsoro memprediksi harga beras di pasaran akan perlahan menurun di pertengahan bulan suci Ramadan mendatang.
Ia mengakui, kenaikan harga ini dikarenakan produksi beras lokal belum memasuki musim panen raya akibat kemunduran masa tanam. Bahkan kondisi secara nasional juga sama, sehingga menyebabkan harga komoditas tersebut mengalami kenaikan.
“Produksi beras di Kalteng mengalami kemunduran jadwal masa tanam akibat el nino. Sedangkan secara nasional, kenaikan harga komoditas ini karena kegagalan panen di wilayah sentra produksi,” kata Eko, Jumat (1/3).
Kondisi ini dipastikan akan berangsur membaik seiring dengan kebijakan pemerintah pusat yang akan melakukan impor beras untuk menjaga stok. Di samping itu panen padi akan memasuki puncaknya di bulan Maret hingga April mendatang, sehingga, sehingga dipastikan produksi beras baik secara lokal dan nasional akan meningkat.
Jika tidak ada gangguan, diperkirakan produksi padi di Kalteng saat masa panen bisa mencapai 60 ribu ton. Kondisi peningkatan produksi padi saat masa panen ini diharapkan terjadi di semua daerah, karena dengan begitu stok bahan pangan tersebut akan lebih terjaga dan memengaruhi harga jual.
“Prokdusi padi di Kalteng tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kalteng, sebagian harus mengambil dari Kalimantan Selatan atau daerah Jawa. Karena itu peningkatan produksinya kita harapkan sama,” ucapnya.
Menurutnya kenaikan harga beras saat ini bisa teratasi apabila jumlah produksi, stok hingga distribusinya ke pasaran meningkat. Hal ini merupakan hukum pasar, dimana jika stok barang mencukupi, maka harga beras akan menurun.
“Dari informasi yang saya dapat harga beras sudah mulai turun meski tidak signifikan. Ya mudah-mudahan arah turunnya ini terus terjadi seiring puncak panen,” pungkasnya. (sho/fm)