Harga Minyak Goreng Picu Inflasi di Kalteng

Inflasi di Kalteng,Minyak Goreng
ilustrasi

PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mencatat pada bulan November yang lalu Indeks Harga Konsumen (IHK) di provinsi ini mengalami inflasi sebesar 0,28 persen.

Kepala BPS Kalteng, Eko Marsoro menjelaskan, inflasi yang terjadi pada November tersebut dipengaruhi oleh peningkatan indeks kelompok makanan. Salah satunya karena kenaikan harga minyak goreng dengan andil inflasi sebesar 0,18 persen.

“Memang ada kelompok lain (andil inflasi, Red), seperti rumah tangga dan transportasi. Namun secara perhitungan kami, kelompok makanan memang cukup terlihat andilnya,” katanya, kemarin.

Dijelaskan Eko, tingkat inflasi November merupakan gabungan dari dua kota acuan, yakni Kota Palangka Raya dan Kota Sampit. Dimana harga berbagai komoditas pada November 2021 di dua kota tersebut secara umum menunjukkan adanya kenaikan.

Ia menguraikan, berdasarkan hasil pemantauan BPS, di Kota Palangka Raya terjadi inflasi sebesar 0,26 karena  disebabkan oleh terjadi karena peningkatan indeks kelompok makanan. Demikian pula di Kota Sampit terjadi inflasi sebesar 0,32 persen, yang juga diakibatkan oleh peningkatan permintaan pada kelompok makanan.

Baca Juga :  Listrik Masuki 5 Desa dan 1 Kelurahan di Gumas

“Memang ada beberapa komoditas yang harganya turun, seperti daging ayam ras dan cabai serta beberapa komoditas sayuran. Penurunan beberapa harga barang tersebut setidaknya memperlambat laju inflasi,” ucapnya.

Eko menambahkan, inflasi bulan November tidak terlalu besar jika dilihat dari persentasenya. Dengan stabilitas harga yang dibuat pemerintah, secara tidak langsung mampu mengendalikan inflasi, khususnya untuk menghadapi potensi peningkatan permintaan masyarakat.

“Tentu ke depan IHK dari sisi inflasi dapat terus terkendali. Salah satunya memerhatikan peningkatan pada sisi komoditas dan permintaan masyarakat. Dari sisi perkembangan sekarang ini sudah cukup baik,” pungkasnya. (sho/gus)



Pos terkait