SAMPIT, radarsampit.com – Satu pekan setelah Hari Raya Idulfitri 1444 Hijriah, harga telur mengalami penurunan.
Mansyur salah satu penjual telur di Pasar Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) menyebut, beberapa hari terakhir harga telur mengalami penurunan, meskipun belum kembali ke harga normal.
“Harga telur mulai turun setelah Lebaran, sekitar Rp 2.000 per piring (isi 30 butir telur),” sebutnya.
Hampir setiap momentum hari besar sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan, salah satunya telur. Telur menjadi bahan utama pembuatan kue. Peningkatan pembuatan kue atau konsumsi membuat harga telur naik.
“Setiap jelang hari besar harga telur cenderung naik, karena banyak yang membeli. Tapi sekarang sudah mulai turun,” sebutnya.
Di sejumlah pasar tradisional di Kota Sampit, harga telur ayam menjelang Idulfitri sempat menembus Rp 60 ribu – Rp 62 ribu per piring. Untuk telur ayam ukuran jumbo bahkan tembus Rp 65 ribu per piring.
Kini, harga telur ayam mulai turun di kisaran Rp 58 ribu per piring untuk telur ukuran sedang. Sementara untuk ukuran besar masih ada yang menjual Rp 60 ribu per piring.
“Kalau harga normalnya biasanya Rp 50 ribu untuk telur ayam ukuran sedang,” tambahnya.
Selepas Lebaran, permintaan masyarakat terhadap telur mengalami penurunan. Berbeda dengan sebelum Lebaran, penjualannya mengalami peningkatan. Bahkan penjualannya bisa mencapai 15-20 ikat (isi 6 piring) telur per hari. Setelah Lebaran, dirinya hanya bisa menjual 5-7 ikat dalam sehari.
Berdasarkan pengalamannya, kondisi seperti ini biasanya bertahan hingga satu bulan pascalebaran, kemudian berangsur normal seiring kembalinya warga dari mudik Lebaran dan mulai aktifnya kembali aktivitas masyarakat. (yn/yit)