Amuk api menyasar sebuah pasar di Kabupaten Lamandau, tepatnya di Kelurahan nanga Bulik. Musibah itu membuat sejumlah toko yang jadi tumpuan hidup pedagang, hanya menyisakan puing arang.
RIA MEKAR ANGGREANY, Nanga Bulik | radarsampit.com
Si jago merah tanpa ampun melalap habis semua ruko di pasar trans lokal, di Jalan Melati RT 11 A, Kelurahan Nanga Bulik, Lamandau, Selasa (29/10) pagi.
Seluruh bangunan yang terbuat dari beton dan kayu tersebut hangus menjadi arang. Tidak ada barang yang berhasil diselamatkan.
Api diperkirakan muncul sekitar pukul 03.00 WIB. Perlu waktu sekitar dua jam setengah bagi petugas untuk mengendalikan amukan api.
Kepala BPBD Lamandau Hendikel mengatakan, kebakaran menimpa sebelas toko. Setelah mendapatkan laporan, tim pemadam kebakaran, baik dari BPBD maupun Satpol PP dan Damkar, langsung menuju lokasi. Api baru berhasil padam sekitar pukul 05.30 WIB.
”Untuk sementara korban tinggal di rumah masing-masing atau rumah keluarga. Kami masih menghimpun data korban,” kata Hendikel.
Pihaknya juga melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait usulan bantuan awal tanggap darurat bagi para korban.
Kapolres Lamandau AKBP Bronto Budiyono juga tampak terjun langsung ke lokasi bersama tim inafis. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kebakaran diduga disebabkan korsleting listrik.
”Toko-toko ini milik kelurahan Nanga Bulik. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian kebakaran ini. Jumlah kerugian juga belum bisa dihitung,” katanya.
Dari penelusuran kepolisian, kebakaran diketahui ketika saksi hendak berangkat salat subuh dan mendengar suara atap ruko seperti hujan. Saat keluar, tiba-tiba sudah muncul api dan asap dari atap bagian belakang antara ruko nomor 2 dan 3.
Api terus membesar dan menyebar dengan cepat ke bangunan lainnya. Hal tersebut langsung menghebohkan warga sekitar. Ketua RT bersama warga, bahu-membahu memadamkan api dengan alat seadanya dan melapor ke Damkar Lamandau.
Bronto menuturkan, dugaan korsleting listrik jadi penyebab kebakaran karena dari 11 toko, hanya ada 3 meteran listrik, sehingga toko yang lain saling menyambung. Hal itu berpotensi tinggi menimbulkan korsleting dan kebakaran.