Ikan Mati Mendadak, Diduga Akibat Pencemaran

Petani Keramba Menanti Hasil Uji Laboratorium

Danau Torusan
DUGAAN PENCEMARAN: DLH Kobar bersama pihak kelurahan Kotawaringin Hilir dan warga saat pengambilan sampel air di Danau Torusan beberapa waktu yang lalu.

Danau Torusan menjadi sumber penghasilan para petani keramba. Namun, adanya dugaan pencemaran lingkungan membuat warga Kotawaringin Hilir tak bisa mencari nafkah dengan tenang.

Para pembudidaya ikan keramba di Danau Torusan, Kelurahan Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, mengeluhkan lambannya hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kondisi air di danau tersebut.

Bacaan Lainnya

Pembudidaya ikan di Danau Torusan, Kotawaringin Hilir, Rusli Efendi, mengatakan bahwa sejak pengambilan sampel air dugaan pencemaran danau Torusan oleh DLH Kobar, hingga saat ini mereka belum mengetahui hasilnya.

“Hingga saat ini belum kita ketahui hasilnya, padahal terakhir pengambilan sampel air oleh DLH sudah hampir 1 bulan,” terangnya, Sabtu (9/3).

Ia mengaku sudah berupaya menanyakan hasil laboratorium tersebut kepada aparatur kelurahan setempat, tetapi mereka juga belum menerima hasil laboratorium dari DLH.

Baca Juga :  Musim Banjir, Buaya dan Ular Mengintai Warga Kotawaringin Barat

Ia menegaskan, masyarakat pembudidaya ikan keramba akan tetap menunggu hasil laboratorium dugaan pencemaran danau yang merupakan tempat mereka mengais rezeki.

“Kami tetap menunggu, karena kami tidak ada komunikasi dengan dinas terkait, sehingga sulit bagi kami untuk berkoordinasi,” ujarnya.

Masyarakat sangat menantikan hasil laboratorium itu, karena hasil tersebut sangat penting agar mereka dapat berusaha dengan tenang tanpa dihantui perasaan was-was ikan budidaya mereka mati mendadak.

Disebutkannya, ikan budidaya mereka mati secara musiman, yaitu bila ada pembuangan air dari dalam area lahan kelapa sawit yang dikeluhkan warga selama ini.

“Tidak setiap saat ikannya mati, bila hujan turun dengan deras dan ada pembuangan air dari dalam lahan kelapa sawit itu, sudah bisa dipastikan ikan banyak mati,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Penataan dan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kotawaringin Barat, Nurliani belum memberikan jawaban saat dikonfirmasi terkait hal tersebut. (tyo/sla)

 



Pos terkait