SAMPIT-Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan melakukan evaluasi terhadap insentif yang diterima oleh dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Murjani Sampit , serta insentif dokter di puskesmas.
Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, perbedaan insentif dokter di rumah sakit dan puskesmas menjadi perhatian pihaknya. Karena adanya perbedaan yang cukup jauh.
“Kami akan evaluasi insentif dokter, karena terjadi kesenjangan. Selisihnya cukup jauh antara yang di pelosok dengan di kota,” ujarnya.
Dijelaskan Halikinnor, selisih yang cukup jauh itu dikhawatirkan menurunkan minat dokter untuk bertugas di puskesmas dan lebih memilih rumah sakit untuk tempatnya bekerja, karena insentif yang cukup besar dari pada di puskesmas.
“Karena insentifnya besar akhirnya yang di daerah mau pindah ke rumah sakit, kami upayakan agar itu jangan sampai terjadi. Makanya akan kita evaluasi lagi,” tuturnya.
Diungkapkannya, saat ini intensif dokter di puskesmas Rp 2,5 juta. Sedangkan dokter di rumah sakit mendapatkan insentif hingga Rp 6 juta. Perbedaan yang cukup jauh ini menjadi perhatian pemerintah agar jangan sampai terjadi kesenjangan yang signifikan.
“Akan dilihat dulu tentunya, kita akan memperhitungkan keuangan kita,” tegas Halikin.
Dilanjutkannya, jika keuangan daerah tidak memungkinan untuk menaikan insentif dokter di puskesmas, ada kemungkinan kedepannya akan ada potongan insentif dokter di rumah sakit. Namun demikian pihaknya akan lebih dulu menghitung berapa jumlah dokter yang ada di Kotim.
Halikin menambahkan, pihaknya berupaya untuk penggunaan anggaran daerah, dan tidak ingin memaksakan untuk pemotongan insentif dokter yang sudah ada saat ini. (yn/gus)