“Padahal idealnya hanya 2 jam pakai double cabin, kalau mobil biasa nyaris engga bisa lewat, praktis kondisi ini jalur untuk mobilisasi logistik ke desa desa terhambat,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah daerah memperhatikan kondisi infrastruktur di kecamatan terujung di Kobar itu, agar masyarakat dapat menikmati dengan aman dan nyaman jalan tersebut dan ekonomi masyarakat dapat meningkat.
“Kita di Aruta hanya berkutat dengan banjir dan jalan rusak, gerimis sedikit saja sudah hancur jalan, apalagi hujan,” pungkasnya. (tyo/yit)