PALANGKA RAYA, RadarSampit.com – Pengguna narkoba di Kalimantan Tengah dinilai semakin marak. Hal tersebut terlihat dari tingginya pengguna narkotika yang mencapai 6 ribu lebih.
Dari data itu, lebih 50 persen masih dalam usia produktif. Dengan kelompok usia berdasarkan hasil penelitian, pekerja usia paling rentan terhadap penyalahgunaan narkotika, untuk pelajar dan mahasiswa 21 -27 persen, dan usia pekerja 50 persen. Pengguna aktif sekitar 6 ribu lebih. Orang yang mengaku pernah memakai narkoba 10 ribu orang.
Hal itu disampaikan Kepala BNNP Kalimantan Tengah Brigjen Pol Sumirat Dwiyanto saat menyampaikan kondisi peredaran dan penggunaan narkoba di Kalteng, baik dalam kota hingga pelosok desa di berbagai kabupaten.
Terkait itu, Sumirat menegaskan, peredaran sudah masuk lini tambang dan persawitan di pelosok. Karena itu, BNN bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, Polri, TNI, Bea Cukai, Imigrasi, Angkasa Pura, otoritas pelabuhan, hingga Dinas Perhubungan untuk pencegahan dan deteksi dini di berbagai lini dan jalur peredaran.
”Kami juga bekerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota dan provinsi. Kami ajak untuk mencegah, menangkal, dan menolak peredaran narkoba di wilayah Kalteng,” katanya.
Sumirat melanjutkan, dengan langkah itu, pihaknya berharap muncul desa bersinar atau bersih dari narkoba di wilayah Kalteng. Melalui langkah melatih keluarga untuk meningkatkan ketahanan keluarga, memberikan skill kepada kelompok remaja, sehingga remaja itu bisa mempertahankan diri dari godaan pengaruh narkotika tersebut.
”Dengan peningkatan remaja dan keluarga, kami berharap ketahanan lingkungan dan masyarakat terjaga dan terlindungi dari peredaran barang haram itu. Sampai akhirnya bisa muncul desa bersinar atau bersih narkoba,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Sumirat, melalui Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM), diharapkan bersama-sama komitmen menciptakan bersih narkoba. Pasalnya, IBM berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat, sehingga jika ada keterlibatan sebagai pecandu, bisa ditekan.