Dari banyaknya kejadian kebakaran lahan, lanjutnya, BPBD Kotim mencatat 837.989 hektare lahan yang terbakar. Paling luas di wilayah selatan 507.032 ha dan wilayah tengah 330.957 ha lahan yang terbakar.
”Selama kejadian kebakaran lahan dan status tanggap darurat diaktifkan, operasional penanganan kebakaran lahan menggunakan dana BTT 2023 sebesar Rp 711.465.000. Untuk waktu 14 hari sampai dengan 25 September realisasi kurang lebih 72 persen sebesar Rp 261.170.000,” katanya.
”Dalam perpanjangan status tanggap pertama sampai dengan 2 Oktober 2023 masih dalam proses pengajuan dan verifikasi sebesar Rp 132.160.000 dan pada masa perpanjangan kedua sampai 14 hari sampai dengan 16 Oktober 2023 juga masih dalam proses pengajuan sebesar Rp 318.145.000,” tambahnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kotim Agus Mulyadi mengatakan, setelah tiga kali status tanggap darurat karhutla diperpanjang, BPBD Kalteng memberikan bantuan berupa dua unit mesin pompa air yang diserahkan Sekda Kalteng Nuryakin secara simbolis pada Wabup Kotim Irawati.
”Ada juga bantuan sepuluh buah selang berukuran panjang masing-masing 30 meter, dua buah selang isap yang kami sudah kami terima, dan bantuan 10 buah nozzle akan dikirimkan melalui helikopter water bombing,” kata Agus Mulyadi yang ikut menghadiri rapat evaluasi tersebut.
Adapun kebakaran lahan per 16 Oktober 2023 yang diterima dan ditangani BPBD Kotim terjadi di lima lokasi, di antaranya Jalan Jenderal Sudirman km 22, Gang Banitan Jalan Tjilik Riwut km 10, Jalan Moh Hatta-jalur lingkar selatan depan kantor Kecamatan MB Ketapang, Jalan Moh Hatta sekitar 300 meter dari Bundaran Balanga, dan Jalan Jenderal Sudirman km 18.
”Untuk hotspot terpantau sebanyak 104 dengan sebaran terbanyak terjadi di Kecamatan Teluk Sampit sebanyak 70 titik dan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih tidak sehat di angka 270 PM 2,5,” katanya. (***/ign)