Kabupaten Seruyan Berpotensi untuk Pengembangan Tambak Bandeng

bandeng
PANEN: Para penambak di Seruyan sedang memanen ikan bandeng secara tradisonal. (M. RIFANI DEWANTARA/RADAR SAMPIT)

KUALA PEMBUANG, radarsampit.com – Kabupaten Seruyan memiliki potensi budidaya tambak bandeng seluas 10.000 hektare yang berada di Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur.

Semua tambak perikanan di Seruyan saat ini masih dilakukan secara tradisional mengunakan kolam buatan yang langsung bersentuhan dengan tanah.

Bacaan Lainnya

Bedasarkan data dari Dinas Perikanan Kabupaten Seruyan, tambak yang berada di Kecamatan Seruyan Hilir sudah dipergunakan para penambak sekitar 3.945 hektare.

Karena masih mengunakan proses tradisional, kondisi sarana dan prasarana tambak belum memadai. Terutama akses jalan usaha tambak. Hal ini masih menjadi masalah dan keluhan utama para penambak, terutama dalam pengangkut hasil produksi ikan hasil budidaya.

Selain budidaya ikan bandeng, masyarakat juga telah melakukan pembesaran kepiting bakau. Dan merupakan salah satu komoditas potensial yang saat ini banyak dicari oleh para konsumen.

Baca Juga :  GAWAT!!! Separuh Lebih Penyebaran HIV/Aids Kobar Berasal Dari Masyarakat Umum

Kepiting bakau menjadi salah satu produk unggulan hingga tembus pasar ekspor hingga ke negeri Cina.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Seruyan, Halidah menyebutkan jumlah pelaku usaha budidaya sebanyak 663 orang. Lokasi berada di Pasir Panjang, Sei Buntus, dan Wisata Mangrove di Desa Sungai Undang.

Halidah menyebutkan, berdasarkan data jumlah produksi perikanan dalam 1 periode di tahun 2023, Kabupaten Seruyan berhasil memproduksi ikan sekitar 11.792.17 ton dengan 6 jenis komoditas.

“Enam komoditas itu diantaranya, ikan bandeng, ikan belanak, udang windu, udang api-api, kepiting bakau dan kerang bakau,” jelas Halidah.

Bicara terkait kendala, jalan akses tambak yang rusak diakibatkan tingginya laju abrasi di pinggiran pantai yang merusak ekosistem mangrove. Dan sedikit banyaknya mengakibatkan rusak dan hilangnya tambak milik masyarakat sekitar pasca abrasi.

“Hal tersebut sudah menjadi atensi pemerintah daerah untuk menjadikan kelompok pembudidaya dan akses jalan menjadi kelompok yang modern,” tukasnya. (rdw/fm)



Pos terkait