Kalteng Perlu Skenario Hadapi Omicron

Omicron,Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalimantan Tengah
Program vaksinasi yang sampai sekarang digiatkan pemerintah sebagai upaya meningkatkan kekebalan komunitas di tengah masyarakat.(dok.radarsampit)

PALANGKA RAYA –  Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Kalimantan Tengah (Kalteng) Rini Fortina menyarankan, pemerintah provinsi, kabupaten dan kota untuk menyiapkan skenario untuk menghadapi potensi lonjakan kasus penularan Covid-19 akibat varian Omicron.

Pemerintah mesti mempersiapkan rencana lockdown lokal, hingga mempersiapkan skema isolasi terpusat (Isoter) kepada individu yang komorbid. Disamping itu, pemerintah juga perlu meningkatkan surveilans dengan update terbaru gejala Omicron selain yang sudah ada saat ini.

“Kesiapsiagaan pemerintah harus ada dari saat ini, jadi dipikirkan langkah-langkah antisipasi segala kemungkinan apabila varian Omicron ini masuk di daerah kita,” katanya, kemarin.

Kendati varian itu belum ditemukan di Kalteng, namun pemerintah tetap perlu waspada karena beberapa waktu lalu indikator RT atau angka reprioduksi penularan Covid-19 di Kalteng sempat mengalami kekacauan.

Rini juga menyebutkan, kekacauan indikator RT di Kalteng terjadi pada tiga minggu yang lalu. Dimana pada saat itu terjadi peningkatan indikator RT hingga bilangan angka delapan. Padahal, lanjut Rini, pada saat yang sama di Kalteng hanya terjadi nol hingga satu kasus saja, sehingga semestinya indinaktor RT-nya berada di bawah angka satu.

Baca Juga :  Api dari Rumah Ustaz Nyaris Bakar Musala

“Inikan sebenarnya ciri khas Omicron kalau dipelajari dari beberapa negara, Afrika dan Amerika. Kemudian kemarin kalau di Indonesia, kejadian seperti itu terjadi di Jakarta dan Surabaya yang bilangan RT-nya di atas delapan,” ucapnya.

Hal tersebutlah yang diwaspadai dan dikhawatirkan, karena peningkatan indikator RT tersebut menjadi penanda paling sensitif dari perhitungan nol kasus menjadi lonjakan. Pemerintah tentunya harus mewaspadai hal itu, terlebih jika yang terjadi diakibatkan oleh varian Omicron.

“Yang pertama muncul itu adalah Sukamara, beberapa waktu lalu indikator RT di kabupaten ini lebih dari angka delapan, kemudian bergantian antara Katingan dan Pulang Pisau, lalu Barito Selatan,” sebut Rini.

Terkait hal tersebut lanjutnya, selain mempercepat vaksinasi pemerintah diharapkan memperkuat upaya testing. Upaya ini sangat penting guna mendeteksi penularan, sehingga langkah pengobatan bisa secepat dilakukan.



Pos terkait