Karpet Merah Predator Seksual Kampus di Kalteng

Antiklimaks Dugaan Skandal Seksual Oknum Dosen Universitas Terbesar di Bumi Tambun Bungai

dugaan asusila
DIHENTIKAN: Kasubdit Renakta Ditkrimum Polda Kalteng Kompol Yudha Patie menjelaskan penghentian kasus dugaan pelecehan seksual oknum dosen UPR. (DODI/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA, radarsampit.com – Terhentinya penyidikan kasus dugaan pelecehan seksual oknum dosen Universitas Palangka Raya terhadap mahasiswi jadi preseden buruk dunia pendidikan dan perlindungan perempuan. Predator seksual di lingkungan kampus seolah mendapat karpet merah. Tetap melenggang meski perbuatannya diduga kuat melanggar hukum dan batas kemanusiaan.

Penghentian penyidikan perkara itu disampaikan Direktorat Kriminal Umum Polda Kalteng. Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dikeluarkan Maret lalu, lantaran korban mencabut semua keterangan di Berita Acara Pemeriksaan (BAP). Korban juga dinilai tidak kooperatif. Padahal, polisi telah memeriksa sejumlah saksi.

Bacaan Lainnya

Pengusutan aparat tersebut sejatinya tinggal selangkah lagi. Oknum dosen itu bakal berujung menjadi tersangka. Artinya, dugaan perilaku menyimpang dan memalukan sang dosen sudah mendekati kebenaran berdasarkan keterangan saksi dan alat bukti. Tinggal menanti pembuktian dalam sidang di pengadilan.

Baca Juga :  Ternyata di Kalteng Ada Lima Petugas Pemilu yang Meninggal

Kasubdit Renakta Ditkrimum Polda Kalteng Kompol Yudha Patie menegaskan, penghentian penyidikan tersebut bukan disengaja pihaknya. ”Kami sudah melakukan langkah prosedur dalam penanganan kasus. Namun, Korban tidak kooperatif dan mencabut semua keterangan di BAP,” ujarnya, Selasa (16/5).

Menurut Yudha, dalam perkara itu, awalnya korban memberikan keterangan dan laporan terkait dugaan tindak pidana. Penyidik kemudian memeriksa saksi, mulai dari orang tua dan lainnya, termasuk saksi ahli. Akan tetapi, saat petugas akan memeriksa korban, yang bersangkutan justru mencabut semua keterangan awal dan laporannya.

”Makanya kami juga tanda tanya, kenapa korban mencabut? Namun, korban tetap bersikukuh mencabut laporan dan BAP serta tidak melanjutkan kasus itu. Juga tidak mau diperiksa. Atas dasar itulah kami melakukan gelar perkara ulang sampai dihentikan penyidikan. Keterangan korban tidak ada,” tegasnya.

Yudha melanjutkan, alasan pencabutan tak jelas. Ketika ditanya alasannya, korban menjawab tidak apa-apa dan hanya ingin mencabut laporannya agar kasus tersebut tidak dilanjutkan. Hal tersebut menjadi dasar pihaknya terpaksa menghentikan penyidikan perkara tersebut.



Pos terkait