Kebun Sawit di Jalur Pangkalan Bun – Kolam Diobok-obok Maling

maling sawit
ilustrasi pencurian kelapa sawit

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Pencurian tandan buah segar kelapa sawit milik masyarakat di sejumlah tempat semakin meresahkan. Pemilik kebun hanya bisa gigit jari ketika sawit yang siap dipanen, tidak ada lagi di pohonnya.

Mirisnya perbuatan pelaku pencurian selain merugikan pekebun pribadi juga mengakibatkan pohon kelapa sawit stres karena di panen secara serampangan.

Bacaan Lainnya

Belum lagi saat mencuri sawit, pelaku membuang sembarangan pelepah sawit. Hal ini menambah beban pemilik kebun untuk merapikannya.

Peristiwa pencurian kelapa sawit berdasarkan data yang dihimpun terjadi di Kelurahan Raja Seberang dan Mendawai Seberang Jalan Ahmad Shaleh lintas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama, Natai Pelingkau Kelurahan Baru, di Bambang, belakang SD Karang Anyar serta di jalan menuju wisata Desa Kubu, Kecamatan Kumai.

Salah satu korban pencurian adalah Alan, pemilik kebun yang berlokasi di belakang SD Karang Anyar, Kelurahan Mendawai. Dia harus menderita kerugian akibat buah kelapa sawit siap panen sudah duluan dicuri.

Baca Juga :  BRI Sampit Serahkan Dua Ambulans saat HUT Kotim

“Rencana mau panen, setelah sampai di kebun buahnya sudah hilang semua, belum lagi pelepahnya berserakan, seandainya pelepah disusun di jalur mati, tentu kekecewaan saya tidak dobel, sudah buah dicuri pelepahnya berhamburan,” keluhnya, Rabu (12/6/2024).

Ia mengaku sudah mengidentifikasi pelaku, namun belum berani memastikan karena belum ada bukti yang dikantongi.

Di Karang Anyar, telah banyak kasus pencurian kelapa sawit. Banyak pemilik kebun yang mengeluhkan kehilangan kelapa sawit yang siap panen.

“Kalau di sini sudah bukan aneh lagi, banyak sudah pemilik kebun yang mengeluhkan kehilangan kelapa sawit,” imbuh warga Desa Karang Anyar, Yammi.

Korban lain di Mendawai Seberang, Maulana menyampaikan, pencuri semakin sadis. Saat buah hasil panen ditumpuk di tepi jalan dan ditinggal pemiliknya masuk ke kebun, buah sawit langsung hilang diangkut oleh orang tidak bertanggung jawab.

“Kalau pelaku di musim banjir ini justru senang, karena mereka menggunakan perahu masuk ke kebun-kebun,” pungkasnya. (tyo/yit)



Pos terkait