Kedatangan Jemaah Haji Difasilitasi Pemkab dengan Carter Pesawat

Kembali dengan Lengkap, Meski Ada yang Sakit  

Jemaah Haji
SAMBUT KEDATANGAN : Bupati Kotim dan sejumlah pejabat di Kotim menyambut kedatangan jemaah haji di Bandara Haji Asan Sampit, Senin (1/7/2024) pagi. (HENY/RADARSAMPIT)

“Berdasarkan laporan, dari berangkat sampai kembali ke Sampit, jemaah haji Kotim lengkap tidak ada yang meninggal dunia, meskipun ada tiga orang yang dikabarkan sakit karena kecapean,” kata Halikinnor usai menerima pengalungan sorban dari Ubaidillah, Jemaah Haji Kotim yang bertugas sebagai Sekretaris Dispora Kotim.

Halikin yakin dan percaya jemaah haji Kotim yang telah selesai melaksanakan ibadah haji tahun 2024 ini dapat menjadi teladan dan contoh di kalangan masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Kita berdoa semoga jemaah haji Kotim yang tiba hari ini dapat menjadi haji yang mabrur dan mabruroh serta menjadi  suri teladan yang baik di kalangan masyarakat,” kata Halikinnor.

Penyambutan rombongan jemaah haji berlangsung singkat. Setelah penyambutan dan doa, Halikinnor beserta pejabat lainnya terburu-buru meninggalkan Bandara Haji Asan Sampit karena harus menghadiri upacara Hari Bhayangkara ke-78 tahun di kantor Bupati Kotim yang waktunya bersamaan.

Baca Juga :  Jalan Desa Tanjung Hara Butuh Perbaikan

Meski pejabat sudah berlalu pergi, suasana tangis haru tak terbendung. Setelah kurang lebih 42 hari melaksanakan ibadah haji di Mekkah, rombongan kembali berkumpul dengan sanak keluarga tercinta.

Mobil-mobil jemputan jemaah dihias layaknya menjemput tamu spesial. Kain batik panjang dibentangkan membentuk huruf V pada bagian depan mobil. Payung-payung yang mereka kenakan untuk melindungi terik panas yang padahal cuaca mendung dihias bunga melati renteng.

Jemaah yang keluar pintu kedatangan disambut bak artis. Aroma harum semerbak khas Arab parfum “malaikat subuh” tercium lekat di setiap jemaah melintas.

Di antara jemaah yang datang, ada sekitar enam jemaah wanita yang mengenakan pakaian agak nyentrik. Semacam outer berbahan brokat disertai riasan make up menambah tampilan jemaah lebih menawan.

“Ini namanya pakaian jubah kap yang biasa dikenakan masyarakat suku Banjar,” kata Ijur, warga asal Pelantaran saat diwawancarai Radar Sampit.

Wanita berumur 47 tahun itu mengaku telah mempersiapkan jubah brokat ini dari tanah air dan mengenakannya ketika tiba dari perjalanan haji.



Pos terkait