Kekhawatiran BPBD Akhirnya Terbukti, Api Kembali Muncul di Kubu

karhutla
KARHUTLA: Penanganan lanjutan karhutla di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kobar, yang menghanguskan delapan hektare areal hutan, Senin (22/7/2024). (BPBD/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kekhawatiran personel Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Barat terhadap potensi kembali munculnya api di kawasan Jalan Holding Tambang Pasir Silika, Desa Kubu, Kecamatan Kumai, benar-benar terbukti.

Sejumlah titik api kembali berkobar di lokasi bekas karhutla.  TRC BPBD  mendatangi lokasi yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, dan melakukan  pemadaman serta upaya pendinginan.

Bacaan Lainnya

Sebelum terbakar, titik tersebut sudah termonitor dan tidak ada tanda-tanda munculnya api.

Personel yang bergeser ke titik lainnya untuk monitoring merasa kaget setelah drone yang diterbangkan menangkap adanya kepulan asap tebal dari lokasi yang baru saja dipantau.

Dengan mesin pemadam jinjing, gepyok, dan mesin mextril, mereka bergegas ke titik yang menyala dan langsung melakukan pemadaman dengan melakukan pemblokiran agar api tidak semakin meluas.

Baca Juga :  Kapal Pesiar Internasional Kunjungi Kobar

“Api yang sudah kami padamkan sebelumnya kembali menyala, lumayan besar, padahal saat kami pantau aman dan tidak ada asal, setelah kami menangani ke lokasi lain dan kami pantau dengan drone menyala kembali, dan api sudah berhasil kami padamkan kembali,” terang anggota TRC BPBD Kobar Sayid Abdul Badawi.

Kendari demikian, monitoring akan terus dilakukan karena sifat kebakaran dengan vegetasi dilahan gambut meskipun permukaan nampak sudah padam tapi di dalam masih membara, sehingga monitoring terus dilakukan.

Personel Balakar Huma Singgah Itah Agung menyampaikan, setelah penanganan sementara ini, api sudah berhasil dipadamkan, dan monitoring terus dilakukan agar tidak menyala kembali.

“Sudah padam untuk sementara ini, dan pendinginan juga sudah dilakukan dengan maksimal, tetapi masih perlu pengawasan intens karena potensi menyala masih ada,” pungkasnya. (tyo/yit)

 

 

 



Pos terkait