Radarsampit.com – Penerbangan Sipil ke Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah terpaksa dihentikan sementara. Hal ini imbas dari kerusuhan yang menelan korban jiwa di kawasan tersebut pada Rabu (17/7/2024)
Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara mengakui dampak kerusuhan itu mengakibatkan penghentian penerbangan sipil di wilayah tersebut.
“Memang benar akibat kerusuhan yang terjadi di Mulia, hari ini tidak ada penerbangan ke Mulia,” kata Kapolres Puncak Jaya AKBP Kuswara kepada ANTARA, Kamis (18/07/2024)
Kuswara juga mengungkapkan bahwa batas waktu penghentian penerbangan tersebut juga belum diketahui secara pasti. “Kami berharap situasi keamanan di wilayah itu segera kembali kondusif, agar penerbangan kembali normal dan warga kembali beraktivitas,” ucapnya.
Untuk meningkatkan keamanan wilayahnya, saat ini Polres Puncak Jaya telah mendapat perbantuan dari Brimob Polda Papua dan Satgas Damai Cartenz. “Mudah-mudahan situasi keamanan segera kembali kondusif,” harap AKBP Kuswara.
Kerusuhan yang terjadi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, itu diduga akibat meninggalnya tiga warga karena ditembak aparat keamanan pada Selasa (16/7/2024) malam.
Kuswara mengatakan tiga warga yang meninggal akibat luka tembak yaitu SW (33), YW (41), dan DW (36). Akibat kerusuhan, lanjut dia, empat orang terluka dan seorang warga meninggal yaitu Abdulah Jaelani (30) yang terkena benda tajam.
Empat orang lainnya yang luka, termasuk Danyon 753/AVT Mayor Inf Novald Dermawan yang terkena lemparan batu di kepala, Arief (45 tahun) terkena panah di punggung, Safrudin (44 tahun) terkena lemparan batu bagian bibir atas sebelah kiri, dan Surati/Bude Nina (53 tahun) terluka akibat benda tajam. (ant/sla)