Ketika Wakil Rakyat Belum Move On dari Profesi Lama

Subuh Bedagang Sapi, Siang Perjuangkan Aspirasi

Duduk menjadi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur tak membuat Khozaini meninggalkan profesi lamanya sebagai pedagang
JADI PEDAGANG: Khoizaini, anggota DPRD Kotim saat berdagang sapi di Pasar Subuh. (RADO/RADAR SAMPIT)

Duduk menjadi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur, tak membuat Khozaini meninggalkan profesi lamanya sebagai pedagang. Sebelum memulai aktivitasnya sebagai legislator, dia lebih dulu berdagang daging sapi di pasar. Berikut kisahnya.

RADO, Sampit

Bacaan Lainnya

Hampir setiap pagi sebelum matahari terbit, Khozaini sudah asyik nongkrong di Pasar Subuh, samping markas  Kodim 1015 Sampit. Pria yang akrab disapa Husai itu dengan cekatan melayani pembeli yang menghampiri daging sapi dagangannya.

Aktivitas itu masih rutin dia lakukan meski tahun 2019 silam dia terpilih menjadi wakil rakyat melalui Partai Hanura dari daerah pemilihan Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

”Saya tidak meninggalkan pekerjaan lama yang sudah mengantarkan saya sebagai salah seorang legislator. Jam tujuh pagi sampai jam lima sore saya bertugas jadi wakil rakyat, tapi kalau malam saya jadi pedagang biasa. Berjualan sampai pagi,” kata Khozaini.

Baca Juga :  Laga Puncak Penuh Emosi, Juaranya di Luar Prediksi

Bagi Khozaini, profesi pedagang daging di pasar merupakan pekerjaan yang sudah mendarah daging. Penampilannya berubah total saat menjadi pedagang. Dia menjelma seperti rakyat sipil biasa.

Saat ditemui Radar Sampit, Khoizaini hanya mengenakan kaos dan celana pendek sambil menggenggam kapak kecil pemotong tulang dan pisau. Sembari memotong daging untuk melayani pembeli, Khozaini menuturkan, pekerjaan utamanya memang seorang pedagang. Jabatannya sebagai legislator hanya sebatas penugasan selama lima tahun.

Khozaini menuturkan, sejatinya wakil rakyat dan rakyat biasa hanya sebatas status sosial  yang dicapkan dan mendapatkan posisi di kerangka pemerintahan. Dia mengaku merasa nyaman ketika melaksanakan profesi pedagang, meski status sebagai wakil rakyat melekat padangan.

Selama di DPRD, Khoizaini mengaku tidak bisa maksimal. Apalagi dunia politik baginya adalah hal baru. Jauh berbeda dibandingkan dunia lama yang ia geluti sebagai pedagang. Politik penuh dengan ketidakpastian dan ketidakkonsistenan.

”Kalau dunia usaha, bisnis itu adalah sesuatu yang bisa diterapkan standarisasi, sementara politik tergantung kepentingan. Bagaimana kita perjuangkan kepentingan itu bisa terealisasi. Kepentingan itu di antaranya kepentingan aspirasi kita,” katanya.



Pos terkait