SAMPIT, radarsampit.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kotawaringin Timur Siti Fauziah memastikan siap mendukung penuh dan bersinergi dengan Polri dalam menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif di wilayah Kalimantan Tengah. Selain itu, menolak paham terorisme, radikalisme, intoleransi, isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), dan kabar hoaks.
Menurut Fauziah, media memiliki peran yang sangat penting memerangi hoaks maupun penyebaran paham radikalisme dan isu SARA di berbagai multiplatform. Khususnya melalui media sosial (medsos).
”Perkembangan teknologi yang makin canggih, terutama internet, membuat penyebaran berita bohong atau hoaks maupun ajaran yang menyimpang menjadi semakin mudah. Perlu peran semua pihak termasuk kalangan pers atau media untuk ikut memerangi hal itu agar tidak terus terjadi,” ujarnya, Jumat(27/10).
Dia menegaskan, penyebaran hoaks dan paham radikal menjadi ancaman yang nyata bagi keamanan dan ketertiban dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, berpotensi memecah belah persatuan bangsa. Karena itu, PWI sebagai wadah atau organisasi para insan pers yang berasal dari berbagai media massa sudah selayaknya ikut berperan dalam memerangi hal tersebut.
”Media bisa melakukan cek fakta dan menyajikan berita yang berimbang yang dilengkapi penjelasan dari sumber yang jelas dan bertanggung jawab untuk meluruskan berita-berita hoaks yang beredar,” ujar perempuan pertama yang menjabat Ketua PWI Kotim ini.
Fauziah menambahkan, penyebaran hoaks, radikalisme, maupun terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa. ”Karena itu, saya selaku Ketua PWI mendukung penuh dan siap bersinergi dengan Polri dalam memeranginya. Saya berharap semua elemen masyarakat dapat bersama-sama peduli tentang hal ini. Jangan berikan ruang untuk penyebaran radikalisme dan terorisme. Jangan mudah percaya apalagi ikut menyebarkan berita yang belum jelas kebenarannya,” tegasnya.
Alumnus Fakultas Teknik UPR yang juga Direktur SKH Radar Sampit ini meminta orang tua agar lebih ketat mengawasi penggunaan internet oleh anak-anaknya. Pasalnya, anak-anak sangat mudah terpengaruh.