SAMPIT, radarsampit.com – Kekhawatiran masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak usia balita terhadap obat sirop yang mengandung zat etilen glikol berbahaya mulai dirasakan. Warga meminta agar diresepkan obat puyer.
Dani, warga Sampit mengatakan, ketika anaknya yang berusia empat tahun demam, batuk, dan pilek, biasanya dibawa pijat ke tukang urut. Selain itu, diselingi meminum obat.
”Anak saya itu enggak susah minum obat. Kalau sakit malah dia yang mengambil botol siropnya, ingatkan minum obat sirup. Pernah minum obat yang dihaluskan, langsung dimuntahkan,” ujar Dani, Jumat (21/10).
Kekhawatiran masyarakat, terutama orang tua yang masih memiliki anak usia anak-anak diakui dokter spesialis anak Heru Setiawan. Dokter yang bertugas di RSUD dr Murjani Sampit ini mengaku selama dua hari ini, seluruh dokter yang bertugas di rumah sakit cenderung meresepkan obat puyer (obat yang dihaluskan menjadi serbuk).
”Kemarin ada 30 pasien diresepkan obat puyer. Sebenarnya terkait edaran dari Kemenkes tidak ada keluhan penolakan dari pasien. Justru, orang tua pasien yang meminta diresepkan dikasih obat puyer, karena ada perasaan khawatir terhadap kandungan yang ada dalam obat sirup,” kata Heru, Jumat (21/10).
Heru menjelaskan, obat-obatan dalam bentuk cair atau sirop tak hanya diberikan pada pasien anak-anak. Namun, juga pasien yang berobat di THT, penyakit dalam, jantung, gigi dan lain-lain.
”Masyarakat umum mengira obat sirop diberikan pada pasien anak, sebenarnya ini juga berlaku untuk pasien dewasa. Ada beberapa obat yang diresepkan dalam bentuk sirup seperti obat maag, THT, gangguan penyakit dalam dan ada juga penyakit jantung yang diresepkan menggunakan obat sirup. Tetapi, memang yang paling berpengaruh dampaknya itu pasien anak, karena sebagian besar obat yang diresepkan itu dipuyerkan,” ujarnya.
Mengenai ketersediaan obat puyer, Heru mengatakan, rumah sakit memastikan obat-obatan puyer cukup tersedia. ”Obat puyer itu, awalnya tablet yang diracik atau dihaluskan dalam bentuk serbuk atau bubuk. Jadi, bagian farmasi yang membuatkan sesuai permintaan dokter. Stok obat enggak ada masalah,” ujarnya.