Kisah Marshelina, Penulis Buku ‘Autis dan Puitis’ (2-Habis)

Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata, Mengukir Karya dari Cerita Hidupnya

marshelina berjualan nasi kuning
DAGANG: Dalam kesehariannya saat ini Marshelina berjualan nasi kuning di Taman Kota Sampit, Jumat (5/8).

Marshelina gemar menulis dan mendengarkan musik sejak di bangku SD. Untuk mengasah kreativitasnya, dia  pernah belajar menulis syair lagu di Syuhada Record pada 2011. Pernah belajar puisi daring di bawah naungan WR Academi pada Juli 2020. Juga pernah belajar puisi daring di Asqa Imagination School tahun 2020 dan belajar puisi di kelas kreatif menulis tahun 2021.

Gadis yang tergabung dalam komunitas seniman Sampit itu juga aktif mengikuti antologi puisi dan cerpen bersama sejak Juli 2020, di antaranya Saluton Kaj Bonvenon tahun 2020 dan buku antologi puisi Indonesia-Malaysia Tarian Pena Sahabat Serumpun tahun 2021.

Bacaan Lainnya

Segudang prestasi juga pernah diraihnya, di antaranya mampu menyelesaikan satu judul syair lagu dalam waktu dua jam dengan tema ditentukan pencipta lagu senior saat ujian belajar menulis syair lagu tahun 2011.

Baca Juga :  Usaha Pertanian Tanaman Pangan Alami Penurunan 

Kemudian, nominasi sepuluh puisi terbaik dalam lomba puisi tema Kangen September 2020, peraih penulis terbaik nasional dari 86 peserta lomba puisi tema rindu tahun 2020, juara 1 dalam challenge membuat fake chat di Golden Event pt.2, serta pernah mendapat predikat juara umum dan penulis terbaik pertama (juara favorit) buku Air Kaca Cinta tahun 2021.

Marshelina berharap dapat mengeluarkan lagi buku puisi tema cinta. Lucunya, ketika Direktur Radar Sampit Siti Fauziah menyinggung tentang kisah cinta-cintaan, dan bertanya apakah Marshelina mempunyai kekasih, sambil tersipu malu Marshelina mengaku banyak memiliki mantan kekasih.

Sebab, menurutnya, memiliki hubungan dengan seseorang memberikan inspirasi untuk membuat bait-bait puisi ataupun syair lagu. Dia mencontohkan band populer Dewa 19. Lagu-lagu ciptaan Ahmad Dani kebanyakan dari kisah cintanya saat berpacaran dengan Maya Estianti, kekasihnya saat muda.

”Mantan banyak, tapi belum ada yang pas. Banyak-banyak mantan biar banyak puisi,” katanya tertawa.

Saat membuka lembaran halaman buku karyanya, wartawan Radar Sampit terhenti di halaman 41. Judul puisi itu cukup menarik, karena bercerita tentang pertunangan. Dari sampul buka sudah tertulis bahwa puisi yang ada di dalam buku berdasarkan perjalanan hidup Marshelina, termasuk kandasnya kisah cintanya dengan seseorang yang dia tuangkan dalam bait puisi berjudul Tunangan Seumur Jagung.



Pos terkait