Kisah Marshelina, Penulis Buku ‘Autis dan Puitis’ (2-Habis)

Tak Lagi Dipandang Sebelah Mata, Mengukir Karya dari Cerita Hidupnya

marshelina berjualan nasi kuning
DAGANG: Dalam kesehariannya saat ini Marshelina berjualan nasi kuning di Taman Kota Sampit, Jumat (5/8).

Pada sampul akhir dari buku itu tertulis ”Terlahir autis hidup penuh luka dan derita tanpa harta dan orang tua terombang-ambing entah kemana. Bagai kapas di tengah lautan tanpa arah dan tujuan. Saat jiwa meronta ingin mencurahkan semua rasa ingin berkata belum tentu pendapat sama, hanya merusak persahabatan yang ada.

Tiada yang lebih indah selain menulis. Semua rasa terukir dalam aksara hingga menjadi sebuah cerita dalam bait-bait puitis. Luka, harapan, cinta, dan kebahagiaan Autis dan Puitis tak bisa dipisahkan karena menulis adalah sebuah kedamaian.”

Bacaan Lainnya

Di akhir pertemuan dengan Marshelina, Direktur Radar Sampit Siti Fauziah mengajak Marshelina ke kebun hidroponik milik Radar Sampit. Marshelina diajak langsung memanen sayuran segar. Beberapa tangkai sayuran hidroponik dia bawa sebagai buah tangan usai kedatangannya ke Radar Sampit.

Baca Juga :  Kasus Pencurian Meteran, PDAM Sudah Melapor tapi Belum Direspons Polisi

Marchelina mengatakan, rezeki yang ia dapat berupa sayuran hidroponik tidak akan dia konsumsi sendiri, namun dia bagikan kepada orang lain juga. ”Sayuran ini saya bagi ke teman-teman juga. Kan sedekah. Kalau banyak rezeki, ya harus dibagi,” katanya. (***/ign)



Pos terkait