Korban Pengeroyokan Pelajar SMP Tolak Jalan Damai

Tuntut Proses Hukum untuk Efek Jera

Korban Pengeroyokan Pelajar SMP Tolak Jalan Damai
TOLAK BERDAMAI: Ayah korban pengeroyokan memperlihatkan punggung anaknya yang lebam karena dianiaya sesama siswa di SMPN 4 Sampit, Jumat (17/12). (HENY/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Orang tua korban perundungan di SMP Negeri 4 Sampit, menuntut keadilan dan pertanggungjawaban atas perundungan yang diterima anaknya dari sejumlah pelajar lain. Dia mengaku tak terima anaknya dikeroyok hingga menderita luka di sejumlah bagian tubuhnya.

”Bukan kami tak ingin mencari jalur damai. Coba bayangkan saja kalau anak sendiri dikeroyok, apa orang tuanya bisa tinggal diam begitu saja? Kalau anak berkelahi satu lawan satu, bisa saja saling berdamai?” kata ayah korban, MIY (55), saat ditemui di kediamannya di wilayah Kecamatan MB Ketapang, Jumat (17/12).

Bacaan Lainnya

Dia tak ingin kejadian itu terulang di kemudian hari dan menimpa siswa lain yang tak bersalah. Karena itulah dia bersikeras tak ingin persoalan tersebut diselesaikan melalui jalur damai.

”Perbuatan mereka ini sudah sangat keterlaluan. Tidak hanya uang anak saya dipalak, mereka bertindak menggunakan kekerasan. Memukul, membanting, menginjak anak saya,” ujarnya.

Baca Juga :  Dari Dangdutan Berujung Main Tikam sesama Pedagang

Ayah korban mengaku ingin memberikan efek jera kepada pelaku yang telah memperlakukan anaknya dengan kasar dan penuh kekerasan. ”Saya hanya ingin menuntut keadilan dan pertanggungjawaban pelaku yang telah memukuli anak saya. Saya ingin persoalan ini diproses secara hukum agar ada efek jera. Cukup anak saya yang diperlakukan seperti ini. Jangan sampai anak orang lain yang tidak bersalah,” ujarnya.

Dia sempat khawatir dengan kondisi kesehatan fisik dan mental anaknya yang mengalami lebam pada bagian tubuhnya. Di sisi lain, dia juga bersyukur peristiwa tersebut terjadi di sekolah, bukan di luar sekolah.

”Saya tidak ingin menyalahkan guru dan pihak sekolah. Beruntung pemukulan itu terjadi di sekolah. Kalau di jalanan atau di luar sekolah, anak saya bisa saja terancam nyawanya. Siapa yang mau bertanggungjawab?” ujarnya.

Ibu korban, Ms (51) mengatakan, selama hampir satu jam anaknya tak sadarkan diri akibat pengeroyokan dan harus sampai dibawa ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan dokter, kesehatan anaknya sudah membaik dan bisa pulang.

Baca Juga :  Oknum TNI Pukul Polwan di Palangka Raya, Panglima TNI Tegaskan soal Ini

”Anak saya mengeluhkan sesak napas. Alhamdulillah setelah diperiksa dokter kondisi anak saya sudah membaik. Hasil rontgen baik-baik saja. Tidak ada tulang yang retak. Saya sangat khawatir. Apalagi anak saya mengaku kepalanya dibenturkan ke dinding, dibanting, dan diinjak,” katanya.



Pos terkait