Menurutnya, anaknya sempat meminta tolong ketika dikeroyok. ”Sampai anak saya minta tolong, ’Yaa Allah, Mama tolong Ma’,” ucap ibu yang memiliki empat orang anak ini, sambil menirukan upacan anaknya saat dikeroyok.
Lebih lanjut Ms mengatakan, anaknya sempat meringis kesakitan dan gelisah tidak bisa tidur. ”Sekarang kondisinya sudah membaik. Hanya bilangnya badannya masih terasa pegal-pegal,” katanya.
Cucu Ms yang juga sekolah di SMPN 4 Sampit mengaku kerap mendapatkan perlakuan tak mengenakkan dari kakak kelasnya yang mengeroyok korban. ”Sudah lama pernah dimintai Rp 5 ribu sampai Rp 10 ribu. Yang memalak semua laki-laki. Sampai sekarang masih sering memalak uang. Terpaksa saya beri,” ungkap remaja perempuan ini.
Namun, dia mengaku tak berani melaporkan perbuatan pelaku ke guru karena diancam. ”Saya hanya bilang ke kakek. Kakek tidak ingin memproses, karena perbuatan mereka tidak sampai melukai. Hanya memalak. Kecuali sampai memukul, seperti kejadian yang menimpa paman saya, kakek tak mau tinggal diam,” ujarnya.
Sementara itu, korban perundungan mengatakan, peristiwa tersebut terjadi di ruang kelas. Saat itu dia sedang duduk memainkan ponsel dan mengobrol bersama temannya. Dalam ruang kelas tersebut tersisa lima siswa. Siswa yang lainnya sudah pulang.
Menurutnya, pelaku membencinya karena wajahnya yang terlihat galak, seperti ingin menantang berkelahi. Diperlakukan seperti itu, korban tak melakukan perlawanan. Bahkan, sampai aksi pemukulan terjadi, korban hanya menangkis dan tidak melakukan perlawanan.
”Asalnya hanya dua orang saja yang memukul. Setelah itu yang lain ikut-ikutan memukul. Termasuk teman yang lain di kelas, bukannya melapor ke guru, juga ikut memukul saya,” ujarnya.
Korban mengaku kepalanya dibenturkan ke dinding, badannya dibanting, lalu diinjak-injak. Bekas goresan pada bagian punggung dan lengannya masih terlihat memerah saat ditemui Radar Sampit. Bahunya terlihat lebam dan ada benjolan di kepalanya.
”Saya tidak tahu salah saya apa. Mereka memalak meminta Rp 20 ribu, tidak saya beri. Saya hanya diam tidak menjawab. Mereka membenturkan kepala saya ke dinding, membanting badan saya, menginjak-injak badan, sampai saya sesak napas dan tidak sadarkan diri,” ujarnya.