Apalagi KPU tampak tak punya semangat untuk menjamin pemilu yang jurdil ketika mereka lebih suka menutup-nutupi biodata caleg. ”Ironisnya, sudah tertutup, mereka justru mengharapkan publik mempelajari track record caleg,” paparnya.
Lucius mengatakan, dari mana publik bisa mengetahui track record caleg jika KPU sebagai satu-satunya sumber informasi kredibel justru tak menyediakan informasi terkait rekam jejak para caleg. ”KPU ini kerja untuk siapa sih? Pakai duit rakyat, tetapi mengabdi bukan kepada rakyat. Punya jargon #KPUMelayani. Tetapi yang dilayani bukan pemilih, cenderung peserta pemilu,” tegasnya.
Pengajar hukum pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraini mengatakan, masyarakat diharapkan mencermati secara baik latar belakang, rekam jejak, dan rencana kerja para caleg.
Menurut dia, yang pertama harus dicermati adalah apakah partai politik memenuhi keterwakilan perempuan paling sedikit 30 persen di setiap dapil. ”Pemilih bisa memeriksa mulai dengan mengecek kondisi keterwakilan perempuan di daerah pemilihan masing-masing,” ujarnya.
Selanjutnya, masyarakat bisa segera mengunduh atau menyimpan riwayat hidup para caleg sebagai arsip referensi sampai pemungutan suara nanti. Serta mencari tahu rekam jejak mereka dalam kiprah sebelumnya. Misal, pemilih bisa membandingkan riwayat hidup caleg dengan rekam jejak sosial mereka melalui medsos atau pemberitaan media.
Khusus caleg petahana, masyarakat bisa mencermati kinerja mereka di parlemen. Pemilih dapat memeriksa pernyataan publik mereka soal isu-isu krusial, publik, dan kedewanan. ”Cek pula rekam jejak voting record atau voting history mereka ketika pengambilan keputusan terkait UU, regulasi, kebijakan, atau penganggaran di parlemen,” terang mantan direktur eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) itu.
Yang tidak kalah penting adalah memeriksa apakah mereka pernah bermasalah dengan hukum. Misalnya, apakah pernah terlibat kasus korupsi, tindak pidana tertentu, pelecehan seksual, atau yang lainnya. ”Terakhir, cari tahu juga apa motivasi mereka mencaleg di Pemilu 2024,” bebernya.