Lama Mangkrak, Gudang Pembuatan Serabut Kelapa Bakal Dikelola Lagi

Selama belasan tahun lamanya gudang pembuatan serabut kelapa di Desa Regei Lestari
MENINJAU: Wakil Bupati Kotim didampingi Kepala Disperdagin Kotim mengajak pihak ketiga mengecek lokasi gudang pembuatan serabut kelapa di Desa Regei Lestari, Kecamatan Teluk Sampit, Selasa (5/4). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT – Selama belasan tahun lamanya gudang pembuatan serabut kelapa di Desa Regei Lestari, Kecamatan Teluk Sampit tak beroperasi. Wakil Bupati Kotawaringin Timur (Kotim) Irawati didampingi Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kotim bakal menggandeng pihak ketiga untuk mengelola dan memanfaatkan gudang pembuatan serabut kelapa agar operasional kembali.

”Saya mendampingi Wabup mengajak pihak ketiga yang punya keinginan mengelola dan memanfaatkan lagi gudang pembuatan serabut kelapa. Bahan baku material  berlimpah, infrastruktur sudah memadai dan berpotensi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” kata Zulhaidir, Kepala Disperdagin Kotim, Selasa (5/4).

Bacaan Lainnya

Zulhaidir mengatakan, bangunan berkonstruksi kayu berukuran 9 x 20 meter dulunya dibangun menggunakan anggaran Pemkab Kotim tahun 2004 sebagai tempat atau gudang pembuatan serabut kelapa. Namun, tak sampai setahun, aktivitas pembuatan serabut kelapa tak lagi beroperasi karena berbagai kendala.

”Sempat beroperasi, tapi tidak sampai setahun, karena saat itu biayanya lebih besar. Ongkos kirim barang masih menggunakan perahu, jalan masih belum memadai dan permintaan kebutuhan pasar masih belum ramai seperti sekarang,” katanya.

Baca Juga :  Golkar - Nasdem Deklarasikan Nurhidayah-Suyanto untuk Maju Pilkada Kobar 2024

Bangunan tersebut dilengkapi dua alat mesin press serabut kelapa dan mesin pengupas serabut yang sudah rusak. ”Untuk anggaran gudang saya harus buka data, karena sudah lama sekali dan untuk mesin itu diperoleh dari bantuan pemerintah pusat. Kalau tidak salah, 4 unit alat mesin semuanya. Sekarang mesinnya ada yang rusak dan perlu perbaikan,” katanya.

Setelah pengecekan lokasi, Zulhaidir melihat bangunan sudah tidak layak, namun masih bisa dilakukan perbaikan. ”Kondisi bangunan kayunya masih terawat. Hanya saja, bangunan dinding kayunya sudah rapuh dimakan usia, tetapi kerangkanya masih kuat karena terbuat dari ulin. Ini yang rencananya akan dilakukan perbaikan,” katanya.

Zulhaidir menambahkan, pihaknya berupaya mencari potensi daerah yang bisa digali. Salah satunya dengan menghidupkan kembali gudang pembuatan serabut kelapa yang diharapkan dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat setempat dengan menggandeng pihak ketiga untuk bekerja sama.



Pos terkait