NANGA BULIK, radarsampit.com – Turnamen sepakbola Bupati Cup IV Kabupaten Lamandau yang sebelumnya sempat ditunda akibat insiden stadion Kanjuruhan akhirnya kembali dilanjutkan.
Pertandingan babak penyisihan berlangsung setiap hari tanpa penonton. Namun kondisi Stadion Hinang Golloa sangat memprihatinkan. Sistem drainase tak berfungsi dengan baik. Akibatnya lapangan digenangi air dan membuat lapangan berlumpur.
Para pemain harus bermanuver di luar kebiasaan, karena lapangan menjadi licin dan membahayakan sehingga dinilai tak layak untuk menggelar pertandingan. Namun demikian turnamen masih terus berlanjut.
“Pertandingan masih jalan terus. Masih di babak penyisihan grup, cuma lapangan basah berlumpur, karena hujan setiap hari. Sudah ada upaya pengeringan, tapi kurang maksimal,” tutur salah satu wasit, Awang.
Diakuinya banyak pemain yang mengeluh dengan kondisi lapangan ini. Ada beberapa usulan agar lapangan pindah ke GOR Kujan. Namun menurutnya dari segi keamanan tetap lebih baik di Stadion Hinang Golloa.
Menurutnya di GOR Kujan juga belum tentu lebih baik karena lapangan tanah, sehingga tanahnya akan lengket di sepatu dan akan makin mempersulit pemain karena sepatunya semakin berat ditempeli tanah liat.
“Mau mengeluh seperti apa lagi, karena memang kondisi alam saat ini sedang musim hujan, kita juga belum punya lapangan lain yang lebih memadai. Seandainya musim panas lapangan ini pasti nyaman saja dan kami sebagai wasit hanya mengikuti saja bagaimana baiknya dari panitia pelaksana pertandingan,” terangnya.
Sementara itu sejumlah pemain mengeluhkan sulitnya bermain di arena yang berlumpur dan penuh genangan air saat turun hujan. Mereka menilai pertandingan sekelas Bupati Cup namun pemainnya seperti sedang membajak sawah.
“Kami harap panitia bisa mendengar keluhan para pemain, tidak layak bertanding di lapangan seperti ini. Kalau bisa lapangannya pindah atau pertandingan ditunda dulu sampai kondisi lapangan lebih baik,” keluh salah satu pemain yang enggan disebutkan namanya. (mex/sla)