Larangan Melintas Dicabut, Raksasa Jalanan Kembali Bikin Ribut

Saling Gencet di Jembatan Sungai Arut

bikin ulah
BIKIN ULAH : Dua raksasa jalanan terjebak di badan jembatan Sungai Arut Jalan Ahmad Shaleh, Kelurahan Baru, Kecamatan Arsel, Kotawaringin Barat, Selasa (11/7/2023). (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Larangan melintas bagi kendaraan roda enam atau lebih di Jalan Ahmad Shaleh, ruas Pangkalan Bun menuju Kecamatan Kotawaringin Lama (Kolam) baru saja berakhir, namun kendaraan berbadan besar tersebut kembali membuat ulah.

Dua raksasa jalanan saling gencet di jembatan Sungai Arut perbatasan Kelurahan Baru dan Kelurahan Raja Seberang, hingga tidak mampu keluar, akibatnya pengguna lalulintas baik dari arah Kotawaringin Lama maupun dari arah Pangkalan Bun tersendat pada Selasa (11/7) pukul 14.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Terjebak di tengah badan jembatan akibat kedua truk, baik tangki maupun truk angkutan bermuatan logistik tidak mau saling mengalah, badan jembatan yang kecil tidak mampu dilewati oleh dua truk besar berbarengan.

Peristiwa tersebut bukan hanya terjadi satu dua kali, tetapi teramat sering, dan tidak menjadi pelajaran bagi para sopir agar mengalah salah satunya saat berpapasan di jembatan itu.

Baca Juga :  Saksi dari Inspektorat Sebut Proyek Fiktif di Kinipan

“Akibat sama-sama egois, sudah tahu jembatan ini tidak mampu untuk menampung dua truk besar secara bersamaan dari arah berbeda, ya begini akibatnya,” keluh Hendra, warga Kelurahan Baru.

Menurutnya meski sudah mepet hingga ke pembatas jembatan namun kedua truk tersebut tidak dapat bergerak, baik maju maupun mundur, bila dipaksakan tentu salah satu kendaraan besar itu akan mengalami kerusakan.

Warga yang tidak sabar, akhirnya mengurungkan melanjutkan perjalanan ke arah kolam akhirnya berbalik arah. “Sudah panas menunggu kedua truk mencari cara melepaskan diri membuat emosi saja, mending saya putar balik dan membatalkan perjalanan,” ujarnya.

Warga lainnya, Edi menegaskan bahwa berakhirnya larangan melintas pada hari ini bukan lantas hari ini mereka bebas melintas, karena larangan dari 11 Mei sampai 11 Juli, artinya kan baru besok mereka bisa lewat.

Menurutnya kalau sudah mengedepankan ego saat dijalan maka dipastikan masalah akan terjadi, andai salah satu mengalah dan mundur tentu insiden ini tidak terjadi.

“Kalau begini membuat pengguna jalan lainnya merasa dirugikan, untuk tidak ada kendaraan ambulan yang membawa pasien darurat, bisa dibayangkan kalau pasien yang harusnya cepat sampai ke rumah sakit tertahan hanya karena ulah sopir yang egois,” pungkasnya. (tyo/fm)



Pos terkait