SAMPIT – Membeli pakaian baru pada momen Lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat. Perayaan Idulfitri 1443 Hijirah tahun ini disambut dengan antusias, tidak terkecuali pedagang pakaian di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM).
Pantauan Radar Sampit, kios pertokoan lantai dua PPM tampak ramai menjelang Lebaran. Peningkatan kunjungan pembeli sudah mulai terjadi pada H-10 atau sejak Jumat (22/4) pekan lalu.
“Mulai ramai H-10, puncak keramaian itu saat H-9 dan H-8 Lebaran. Karena akhir pekan banyak karyawan perusahaan sawit ke sini berbelanja. Saya berharap kunjungan pembeli bisa terus ramai sampai mendekati Lebaran,” kata Fatimah, pemilik Toko Bunda Collection yang sudah berjualan pakaian selama 30 tahun.
Fatimah mengakui penjualan pakaian tahun ini jauh lebih baik dibandingkan dua tahun lalu. Pada momen Lebaran seperti saat ini, dirinya mampu meraup pendapatan per hari hingga Rp 5 juta. Hal itu jauh beda dengan tahun lalu.
“Tahun lalu mencari uang Rp 500 ribu dari jualan pakaian ini susah sekali. Pokoknya dua tahun lalu itu sangat sulit diceritakan. Saya punya karyawan empat yang harus saya gaji. Sebenarnya enggak sanggup, tapi saya tetap usahakan gimana caranya agar karyawan jangan sampai dirumahkan. Alhamdulillah, mereka mengerti situasi perekonomian memang sedang sulit-sulitnya,” ujar Fatimah saat diwawancarai Radar Sampit, Kamis (28/4).
Omzet menurun hingga 70 persen ketika dimasa pandemi Covid-19. Bahkan, Fatimah tidak sanggup order barang dalam jumlah banyak. Padahal, usaha pakaian harus dituntut menghadirkan model baru setiap waktunya.
“Saya yang biasa order langsung ke Jakarta, selama dua tahun ini cuma order lewat telepon saja. Pesannya dulu wajib per lusin, sekarang boleh beli seri isi empat potong setelan pakaian. Baru Februari 2022 ini saya berani order langsung ke Jakarta,” ujarnya.
Pandemi Covid-19 benar-benar merubah pola masyarakat berbelanja. Seperti misalnya pengunjung ramai berbelanja pakaian dekat Lebaran, selama pandemi Covid-19 pengunjung belanja lebih awal sekitar H-10.