Dia mencontohkan saat dirinya mendapat keluhan langsung dari para jemaah di maktab 63 yang belum mendapat tenda. ”Kami minta mashariq untuk menyediakan tenda tambahan. Dan, langsung direspons,” ujarnya.
Demikian pula layanan lain. Semua keluhan juga langsung direspons PPIH maupun mashariq, termasuk sejumlah tenda yang AC-nya sempat mati.
Tinggalkan Mina
Sementara itu, sejak kemarin (18/6) selepas magrib, sebagian jemaah haji, termasuk dari Indonesia, yang memilih nafar awal (melaksanakan lempar jumrah pada 10–12 Zulhijah) mulai meninggalkan tenda pemondokan di Mina untuk menuju hotel tempat mereka menginap di Makkah.
Para jemaah dijemput dari tenda pemondokan Mina dengan bus yang disediakan PPIH Arab Saudi. ”Semua kami antarkan menuju hotel pemondokan di Makkah,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid di Makkah.
Hanya, proses pemulangan para jemaah nafar awal ke pemondokan juga tidak mudah. Sebab, kemarin terjadi kepadatan lalu lintas dari Mina menuju Makkah. Hal itu tak terlepas dari banyaknya jemaah haji dari negara-negara lain yang juga bertolak dari Mina ke Makkah untuk melaksanakan prosesi lanjutan setelah nafar awal, yakni tawaf ifadah dan tawaf wadak di Masjidilharam.
Dari pantauan di lapangan, kepadatan lalu lintas memang terasa di sejumlah jalur menuju Masjidilharam. Sebab, aparat keamanan setempat memberlakukan sistem buka tutup di sejumlah jalan. (ris/c7/oni/jpg)