SAMPIT – Ruas jalan lingkar selatan Kota Sampit semakin parah. Hingga kini jalan yang kerap dilalui angkutan berat itu belum mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.
Pantauan Radar Sampit, puluhan kubangan yang berjumlah kurang lebih 50 titik tersebar di sepanjang jalan. Kubangan itu bahkan menelan hampir seluruh badan jalan. Titik terparah terjadi dari ujung pertigaan muara Jalan MT Haryono Barat dan Pelita Barat.
Jalur lingkar selatan yang biasanya ramai dilalui angkutan berat, Kamis (5/5), nampak sepi. Hanya beberapa angkutan tanpa muatan dan kendaraan roda dua yang melewati jalur tersebut.
Diduga sopir kendaraan angkutan berat tak ada yang berani melintas karena kondisi jalan yang semakin rusak, bergelombang, berlubang cukup dalam yang sangat membahayakan.
Tak sedikit sopir angkutan berat menjadi korban. Kendarannya terjebak hingga terbalik saat menghindari jalan rusak.
Andi salah seorang sopir yang melintas, terlihat susah payah mengendalikan setir yang dikemudikannya. Dia berupaya menghindari jalan berlubang yang sebenarnya sudah sulit dihindari.
”Kalau bawa muatan tak berani saya lewat sini. Mau menghindar ke kiri ke kanan juga tetap saja kena. Kanan berlubang, kiri berlubang. Semua badan jalan jadi kolam. Kalau tak hati-hati bisa celaka,” ucap Andi.
Sebelumnya, Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dishub Kotim Rino Mulya bersama Satlantas Kotim telah melakukan survei di jalur lingkar selatan pada 8 November 2021 lalu.
Hasilnya, dari sepanjang 6.900 meter ruas jalur lingkar selatan, ditemukan 1.980 meter atau 1,98 km yang masih belum ditangani mengalami rusak berat. ”Dalam kondisi terbaru, ada sekitar 60 kubangan yang cukup dalam antara 50-80 cm, sehingga kendaraan berat yang melintas cukup berisiko. Apalagi ketika posisi kubangan itu tergenang air hujan. Kedalaman kubangan semakin tidak terduga. Terlihat dangkal, ternyata dalam. Kendaraan yang melintas berisiko terjebak dalam kubangan,” kata Rino Mulya.
Kubangan yang cukup dalam sangat membahayakan dan dapat menimbulkan kecelakaan bagi penggunanya. ”Kondisi lingkar selatan dengan tingkat kerusakan yang sangat berat dan saat ini tidak ada jalur alternatif selain melewati ruas jalan dalam Kota Sampit,” kata Rino kepada Radar Sampit baru-baru ini.