Makin Terpinggirkan, Motoris Getek Butuh Perhatian

getek
GETEK: Salah satu motoris getek di Sungai Arut  saat membawa penumpang anak-anak yang baru pulang sekolah, Rabu (23/8). (SULISTYO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Perahu getek yang dulu menjadi sarana transportasi andalan masyarakat bantaran Sungai Arut, saat ini mulai ditinggalkan. Masyarakat lebih memilih bepergian menggunakan kendaraan bermotor melalui jalan lintas Kotawaringin Lama.

Jasa penyeberangan perahu tradisional (getek) mencoba bertahan di tengah sepinya penumpang. Jumlah getek tidak berkurang, sehingga para motoris sepakat membagi waktu beroperasi menjadi tiga shif, yaitu pagi, siang dan malam untuk pemerataan pendapatan.

Bacaan Lainnya

Para motoris getek menuturkan, dahulu untuk mendapatkan Rp200 ribu sampai Rp250 ribu pe rhari tidak begitu sulit. Setelah dipotong BBM mereka bisa membawa pulang Rp100 ribu untuk keluarga.

“Saat ini jangankan seratus ribu, untuk bawa pulang Rp 50ribu saja sudah sulit. Penumpang semakin sedikit, tidak sebanding dengan jumlah getek yang beroperasi semakin banyak, jadi harus pintar-pintar mengatur waktu beroperasi,” ujar Agus.

Baca Juga :  Banjir Menumpuk di Perkotaan, Pemkab Kotim Siapkan Penanganan Jangka Pendek dan Panjang

Menurutnya, harga BBM jenis solar yang turun naik di pangkalan juga berpengaruh bagi pendapatan mereka. Saat ini saja harga solar di pangkalan tidak kurang dari Rp13 ribu per liter.

Dalam sehari mereka menghabiskan BBM hingga 5 liter. Ketika mereka belum ada uang, mereka membeli sekadarnya untuk bisa beroperasi. Ketika ada penumpang yang meminta diantar ke tempat yang lumayan jauh, tidak jarang mereka menolaknya karena keterbatasan BBM.

Ia berharap para motoris getek mendapatkan subsidi  bahan bakar di tengah kondisi yang serba sulit seperti saat ini. “Kalau ada subsidi BBM bagi kami, tentu sangat senang, dapat membantu operasional kami,” harapnya.

Motoris getek lainnya, Misran, mengaku pekerjaan satu satunya adalah motoris. Hasilnya untuk menghidupi keluarganya.

“Hanya ini usaha yang bisa saya lakukan, perahu getek ini sistem setoran, jadi setiap hari saya menyetor ke pemilik perahu. Andai pemerintah mau membantu pengadaan perahu getek dan mesin tentu sangat membantu kami,” pungkasnya. (tyo/yit)

 



Pos terkait