Marzuqi Mustamar Menerima Lapang Dada atas Pemecatannya Sebagai Ketua PWNU Jatim

Pemberhentian Tak Terkait Dukungan ke Capres Tertentu

marzuqi mustamar
Marzuqi Mustamar

Soal pengganti posisi jabatan Kiai Marzuqi, Gus Ipul menyatakan bakal ada proses berikutnya. Yakni, rapat gabungan atau pleno Rais Syuriah PWNU Jatim. Namun, jika hal itu tidak dilaksanakan dalam batas waktu dua minggu, akan diambil alih PBNU. ”Oleh PBNU, nanti bisa ditunjuk, bisa juga karteker. Tergantung situasi dan kondisinya,” ujar Gus Ipul.

Dia menegaskan, di PBNU, mendukung siapa saja dalam pemilihan dipersilakan. Terkait dengan arah-mengarahkan, itu pun urusan masing-masing. ”Tentu kalau ada ulama yang memiliki pilihan, ya dia akan mengerahkan umatnya dan itu biasa-biasa saja. Kalau membawa lembaga baru tidak boleh,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, Kiai Marzuqi menyatakan, jika benar pemberhentian tersebut, dirinya akan patuh pada keputusan organisasi. ”Sebagai kader NU, ketika surat (pemberhentian) itu prosedural, tentu harus diterima,” jelasnya. Dia menegaskan, tak perlu ada geger-gegeran atau rame-rame.

Baca Juga :  Pengusaha Vapor Diduga Dibantai Ramai-Ramai, Kepala Dikarungi, Dianiaya dengan Keji

Terkait desas-desus adanya unsur politis, Marzuqi tidak bisa memastikannya. Dia menegaskan netral dalam menyambut pilpres atau pemilu. Namun, kata dia, netral bukan berarti menutup diri. Sebaliknya, netral itu merangkul semua pihak.

Dia mengatakan, beberapa waktu lalu menghadiri acara Golkar di Jatim. Juga sempat ikut pengajian di acara PDIP. Selain itu, pernah di acara PAN, PPP, dan PKB. Menurut dia, kalaupun disebut terlibat politik praktis, seharusnya ada tabayyun atau klarifikasi lebih dulu.

Jika disebut orang dekatnya ada yang mendukung calon tertentu, itu bukan urusannya. Marzuqi mengatakan, tidak benar jika orang dekatnya mendukung paslon Anies-Muhaimin saja. Sebab, alumni atau orang dekatnya juga ada yang berkiprah di Golkar dan otomatis mendukung Prabowo-Gibran.

Orang dekatnya juga ada yang berada di kubu Ganjar-Mahfud. Marzuqi menegaskan, keputusan politik orang-orang dekatnya atau alumninya tidak serta-merta mencerminkan keputusan politik dirinya.

Di sisi lain, guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Prof Kacung Marijan mengatakan, saat ini Jatim bukan hanya menjadi basis NU. Namun, basis tokoh-tokoh NU yang berpengaruh secara nasional. Tak heran jika capres-cawapres berebut hati para tokoh NU di Jatim. ’’Keputusan tokoh-tokoh NU di Jatim selalu menjadi barometer masyarakat di luar Jawa. Mau tak mau harus diakui itu,” kata Kacung.



Pos terkait